Alberthiene Endah kampanye perlindungan lumba-lumba
12 Maret 2015 18:02 WIB
Alberthiene Endah dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan perempuan-perempuan inspiratif berpose dalam acara konferensi pers di Jakarta, Kamis. (ANTARA News/Ida Nurcahyani)
Jakarta (ANTARA News) - Penulis Alberthiene Endah mengampanyekan upaya perlindungan lumba-lumba, mengajak orang menghentikan penyiksaan binatang mamalia laut itu.
"Saya mohon, ibu-ibu dan para orang tua jangan lagi ajak anak-anak menonton sirkus lumba-lumba karena itu penyiksaan luar biasa bagi lumba-lumba," katanya dalam konferensi pers GrabTaxi kampanye Wanita Inspiratif di Jakarta, Kamis.
Pegiat organisasi pelindung binatang Jakarta Animal Aid Network (JAAN) itu menyatakan bahwa penggunaan lumba-lumba dalam sirkus membuat binatang itu tersiksa.
"Biasanya, sirkus itu kan berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, nah dalam perjalanannya lumba-lumba harus berbagi tempat dengan peralatan yang hanya menyisakan ruang gerak yang sangat sempit bagi dia, dan itu perjalanan bisa berjam-jam," katanya.
"Apalagi sehari sebelum manggung biasanya lumba-lumba tidak diberi makan agar mereka cepat menyambar umpan yang diberikan saat manggung," tambah novelis dan penulis biografi itu.
Alberthiene mengaku kerap mendapat ancaman dari pelaku usaha sirkus lumba-lumba selama aktif berkampanye menentang sirkus lumba-lumba.
"Setiap kali usai menggelar aksi, para preman suruhan mereka biasanya sudah nungguin kami buat mengancam-ancam. Mereka sampai tahu saya punya anjing berapa dan ngancem mau sakiti anjing saya, pagar rumah saya sampai saya bikin dua lapis gara-gara itu," katanya.
"Saya mohon, ibu-ibu dan para orang tua jangan lagi ajak anak-anak menonton sirkus lumba-lumba karena itu penyiksaan luar biasa bagi lumba-lumba," katanya dalam konferensi pers GrabTaxi kampanye Wanita Inspiratif di Jakarta, Kamis.
Pegiat organisasi pelindung binatang Jakarta Animal Aid Network (JAAN) itu menyatakan bahwa penggunaan lumba-lumba dalam sirkus membuat binatang itu tersiksa.
"Biasanya, sirkus itu kan berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, nah dalam perjalanannya lumba-lumba harus berbagi tempat dengan peralatan yang hanya menyisakan ruang gerak yang sangat sempit bagi dia, dan itu perjalanan bisa berjam-jam," katanya.
"Apalagi sehari sebelum manggung biasanya lumba-lumba tidak diberi makan agar mereka cepat menyambar umpan yang diberikan saat manggung," tambah novelis dan penulis biografi itu.
Alberthiene mengaku kerap mendapat ancaman dari pelaku usaha sirkus lumba-lumba selama aktif berkampanye menentang sirkus lumba-lumba.
"Setiap kali usai menggelar aksi, para preman suruhan mereka biasanya sudah nungguin kami buat mengancam-ancam. Mereka sampai tahu saya punya anjing berapa dan ngancem mau sakiti anjing saya, pagar rumah saya sampai saya bikin dua lapis gara-gara itu," katanya.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: