Padang akan operasikan pembangkit listrik gas metan
12 Maret 2015 11:47 WIB
Pengoperasian Listrik Biogas. Sejumlah teknisi asing berbincang di dekat instalasi pengubah gas metan menjadi listrik pada pengoperasian perdana listrik biogas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kawatuna Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (23/5). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Padang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, akan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas metan (PLTGM) yang didirikan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Air Dingin, pada Agustus 2015.
"Kepastian mulainya pengoperasian PLTGM pada Agustus, seiring telah dilakukannya tender genset oleh pemerintah pusat pada Maret ini," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Padang, Afrizal Khaidir di Padang, Kamis.
Ia mengatakan, dalam jangka waktu empat bulan ke depan, Kementerian Pekerjaan Umum akan mengirimkan genset tersebut ke Padang, yang nantinya digunakan sebagai alat penggerak turbin penghasil listrik.
Ia menjelaskan, proyek yang telah dirintis sejak 2014 oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum bersama DKP Padang, merupakan proyek percontohan pertama di Indonesia, yang akan beroperasi.
"Dengan dioperasikannya PLTGM ini nanti, membuktikan gas metan yang dihasilkan oleh tumpukan sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil energi listrik, sehingga dapat diikuti oleh pemerintah daerah lainnya," ujarnya.
Saat ini lanjutnya, DKP Padang telah menyiapkan 29 titik sumur di dua zona tidak aktif, dimana sumur itu akan menghasilkan tenaga listrik sebesar 130.000 kilovolt-amper (kVA).
"Kami merencanakan, tenaga listrik 130 ribu kVA ini akan digunakan sebagai sumber listrik bagi operasional TPA Air Dingin serta masyarakat sekitar," ujarnya.
Ketua Komisi III DPRD Padang Bidang Pembangunan, Yandri menyambut baik pemanfaatan gas metan yang dihasilkan oleh tumpukan sampah, sehingga dapat menjadi alternatif pengganti BBM dalam menggerakkan genset penghasil listrik.
"Kami berharap, dengan adanya PLTGM ini masyarakat dapat menikmati hasilnya. Selain itu kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tertib membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah rumah tangga masing-masing," katanya.
"Kepastian mulainya pengoperasian PLTGM pada Agustus, seiring telah dilakukannya tender genset oleh pemerintah pusat pada Maret ini," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Padang, Afrizal Khaidir di Padang, Kamis.
Ia mengatakan, dalam jangka waktu empat bulan ke depan, Kementerian Pekerjaan Umum akan mengirimkan genset tersebut ke Padang, yang nantinya digunakan sebagai alat penggerak turbin penghasil listrik.
Ia menjelaskan, proyek yang telah dirintis sejak 2014 oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum bersama DKP Padang, merupakan proyek percontohan pertama di Indonesia, yang akan beroperasi.
"Dengan dioperasikannya PLTGM ini nanti, membuktikan gas metan yang dihasilkan oleh tumpukan sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil energi listrik, sehingga dapat diikuti oleh pemerintah daerah lainnya," ujarnya.
Saat ini lanjutnya, DKP Padang telah menyiapkan 29 titik sumur di dua zona tidak aktif, dimana sumur itu akan menghasilkan tenaga listrik sebesar 130.000 kilovolt-amper (kVA).
"Kami merencanakan, tenaga listrik 130 ribu kVA ini akan digunakan sebagai sumber listrik bagi operasional TPA Air Dingin serta masyarakat sekitar," ujarnya.
Ketua Komisi III DPRD Padang Bidang Pembangunan, Yandri menyambut baik pemanfaatan gas metan yang dihasilkan oleh tumpukan sampah, sehingga dapat menjadi alternatif pengganti BBM dalam menggerakkan genset penghasil listrik.
"Kami berharap, dengan adanya PLTGM ini masyarakat dapat menikmati hasilnya. Selain itu kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tertib membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah rumah tangga masing-masing," katanya.
Pewarta: Atlas Maulana
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: