Perajin batu akik Gunung Kidul gencarkan promosi
12 Maret 2015 06:36 WIB
Ilustrasi. Pedagang menunjukkan batu akik dan kartu sertifikatnya yang dijual di pasar tradisional Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (10/2). Penjualan dan permintaan batu akik yang memiliki sertifikat mengalami peningkatan karena sertifikat tersebut selain menunjukan keasliannya, juga harga jual yang relatif tinggi dibandingkan batu akik tanpa sertifikat. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
Gunung Kidul (ANTARA News) - Perajin batu akik Desa Sawahan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, gencar mempromosikan hasil kerajinannya ke berbagai daerah.
"Pemasarannya sudah sampai Jawa Timur, Jawa barat, Jakarta, dan masih banyak lagi saya sampai tidak hafal," kata salah satu perajin batu akik di Desa Sawahan, Khomari, di Gunung Kidul, Kamis.
Ia mengatakan ada berbagai jenis batu yang bisa dibuat akik asli Desa Sawahan, yakni kalsedon, jasper, dan kalimayan.
"Kalsedon dan jasper solar itu yang paling banyak dicari konsumen," katanya.
Khomari mengatakan harga batu tergantung dengan jenis motif yang ada di dalam akik, dan kekerasan batu. Meski jenisnya sama jika motifnya beda akan berbeda harga jualnya.
"Harganya ada yang ratusan ribu, dan terakhir saya menjual batu seharga Rp1 juta," katanya.
Ia berharap setelah dibangunnya show room di Desa Sawahan akan meningkatkan penjualan akik di desanya.
"Semoga penjualannya akan semakin ramai dan meningkatkan perekonomian masyarakat," kata dia.
Sebelumnya Pemkab Gunung Kidul akan mendorong usaha perajin batu akik Desa Sawahan sebagai sentra kerajinan batu akik.
"Di Desa Sawahan ini akan kami arahkan sebagai sentra industri kerajinan batu akik," kata Bupati Gunung Kidul Badingah.
Ia mengatakan kerajinan batu akik di sekitar Sawahan sudah berlangsung puluhan tahun, dan dalam beberapa bulan terakhir mulai bertambah banyak seiring meningkatnya harga jual batu akik. Hal ini perlu adanya perlindungan untuk menjaga eksistensi.
"Pemkab sedang membangun show room batu akik di Desa Sawahan untuk meningkatkan penjualan perajin," katanya.
"Pemasarannya sudah sampai Jawa Timur, Jawa barat, Jakarta, dan masih banyak lagi saya sampai tidak hafal," kata salah satu perajin batu akik di Desa Sawahan, Khomari, di Gunung Kidul, Kamis.
Ia mengatakan ada berbagai jenis batu yang bisa dibuat akik asli Desa Sawahan, yakni kalsedon, jasper, dan kalimayan.
"Kalsedon dan jasper solar itu yang paling banyak dicari konsumen," katanya.
Khomari mengatakan harga batu tergantung dengan jenis motif yang ada di dalam akik, dan kekerasan batu. Meski jenisnya sama jika motifnya beda akan berbeda harga jualnya.
"Harganya ada yang ratusan ribu, dan terakhir saya menjual batu seharga Rp1 juta," katanya.
Ia berharap setelah dibangunnya show room di Desa Sawahan akan meningkatkan penjualan akik di desanya.
"Semoga penjualannya akan semakin ramai dan meningkatkan perekonomian masyarakat," kata dia.
Sebelumnya Pemkab Gunung Kidul akan mendorong usaha perajin batu akik Desa Sawahan sebagai sentra kerajinan batu akik.
"Di Desa Sawahan ini akan kami arahkan sebagai sentra industri kerajinan batu akik," kata Bupati Gunung Kidul Badingah.
Ia mengatakan kerajinan batu akik di sekitar Sawahan sudah berlangsung puluhan tahun, dan dalam beberapa bulan terakhir mulai bertambah banyak seiring meningkatnya harga jual batu akik. Hal ini perlu adanya perlindungan untuk menjaga eksistensi.
"Pemkab sedang membangun show room batu akik di Desa Sawahan untuk meningkatkan penjualan perajin," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: