Santri Aceh doakan korban tsunami di Jepang
12 Maret 2015 02:11 WIB
Ilustrasi. Konjen Jepang di Medan, Yuji Hamada (keempat kiri) menerima sirih dari pelajar SMP Negeri 19 saat menghadiri peringatan tiga tahun bencana gempa dan tsunami Jepang di Banda Aceh, Selasa (11/3). Bencana gempa denga kekuatan 9 Skala Ricter dan gelombang tsunami yang terjadi pada 11 Maret 2011 di Jepang mengakibatkan sekitar 19 ribu jiwa meninggal dan proses rehabilitasi serta rekonstruksi di wilayah bencana masih terus dilakukan. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Banda Aceh (ANTARA News) - Pesantren Terpadu Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB) Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh menggelar doa bersama mengenang empat tahun bencana tsunami yang terjadi di Jepang.
Kegiatan doa bersama santri dan siswa mengenang empat tahun tsunami Jepang yang berlangsung di Aula RIAB, Aceh Besar itu, Rabu bekerja sama dengan Forum Persahabatan Indonesia-Jepang.
Wakil Bupati Aceh Besar Syamsulrizal yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan pasca-tsunami Aceh, pemerintah dan masyarakat Jepang banyak membantu Aceh khususnya Kabupaten Aceh Besar.
Menurut dia, sudah sangat tepat bila masyarakat Aceh Besar khususnya dan Aceh umumnya juga ikut berduka atas musibah tsunami yang menerjang Timur Jepang pada 11 Maret 2011.
"Kita semua sangat berterima kasih atas bantuan masyarakat Jepang bagi korban bencana 26 Desember 2004, dan sebaliknya kita juga memberikan doa dan dukungan bagi kebangkitan korban tsunami Jepang," katanya.
Sementara itu dua mahasiswi asal Jepang, Moe Uchida dan Ai Maruyama menyatakan terima kasih atas kepedulian masyarakat Aceh yang ikut peduli terhadap musibah tsunami yang melanda negara mereka.
Pihaknya berharap kerja sama antara Jepang dengan Indonesia, khususnya Aceh, akan terus berlanjut di masa-masa mendatang.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anak-anak dan masyarakat Aceh," ucap Moe Uchida dengan haru.
Kepala Sekolah RIAB Fauzuldin didampingi Ketua penyelenggara Isnan Syafrizal, mengatakan kegiatan yang bertemakan Kibou (harapan) melibatkan berbagai anak-anak sekolah di Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, serta berbagai perwakilan LSM itu merupakan solidaritas untuk mengenang empat tahun tsunami Jepang.
Dalam kegiatan yang berlangsung sehari itu juga dilakukan pelepasan layang-layang, hasil seni murid-murid Sekolah Dasar Miyato Jima, Miyagi Ken yang merupakan korban tsunami, yang sengaja dikirim ke Aceh.
"Allamdulillah kegiatan ini selalu kami laksanakan, bahkan anak-anak korban tsunami Aceh pernah diundang ke Jepang untuk memberi motivasi dan melihat kerusakan serta pembangunan pasca-tsunami," katanya.
Kegiatan tersebut juga turut dihadiri Kabag Humas dan Protokol Setdakab Aceh Besar Muhammad Iswanto, pejabat Kemenag Aceh Besar, Muspika Darul Imarah dan sejumlah Kepala Sekolah di Aceh Besar.*
Kegiatan doa bersama santri dan siswa mengenang empat tahun tsunami Jepang yang berlangsung di Aula RIAB, Aceh Besar itu, Rabu bekerja sama dengan Forum Persahabatan Indonesia-Jepang.
Wakil Bupati Aceh Besar Syamsulrizal yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan pasca-tsunami Aceh, pemerintah dan masyarakat Jepang banyak membantu Aceh khususnya Kabupaten Aceh Besar.
Menurut dia, sudah sangat tepat bila masyarakat Aceh Besar khususnya dan Aceh umumnya juga ikut berduka atas musibah tsunami yang menerjang Timur Jepang pada 11 Maret 2011.
"Kita semua sangat berterima kasih atas bantuan masyarakat Jepang bagi korban bencana 26 Desember 2004, dan sebaliknya kita juga memberikan doa dan dukungan bagi kebangkitan korban tsunami Jepang," katanya.
Sementara itu dua mahasiswi asal Jepang, Moe Uchida dan Ai Maruyama menyatakan terima kasih atas kepedulian masyarakat Aceh yang ikut peduli terhadap musibah tsunami yang melanda negara mereka.
Pihaknya berharap kerja sama antara Jepang dengan Indonesia, khususnya Aceh, akan terus berlanjut di masa-masa mendatang.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anak-anak dan masyarakat Aceh," ucap Moe Uchida dengan haru.
Kepala Sekolah RIAB Fauzuldin didampingi Ketua penyelenggara Isnan Syafrizal, mengatakan kegiatan yang bertemakan Kibou (harapan) melibatkan berbagai anak-anak sekolah di Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, serta berbagai perwakilan LSM itu merupakan solidaritas untuk mengenang empat tahun tsunami Jepang.
Dalam kegiatan yang berlangsung sehari itu juga dilakukan pelepasan layang-layang, hasil seni murid-murid Sekolah Dasar Miyato Jima, Miyagi Ken yang merupakan korban tsunami, yang sengaja dikirim ke Aceh.
"Allamdulillah kegiatan ini selalu kami laksanakan, bahkan anak-anak korban tsunami Aceh pernah diundang ke Jepang untuk memberi motivasi dan melihat kerusakan serta pembangunan pasca-tsunami," katanya.
Kegiatan tersebut juga turut dihadiri Kabag Humas dan Protokol Setdakab Aceh Besar Muhammad Iswanto, pejabat Kemenag Aceh Besar, Muspika Darul Imarah dan sejumlah Kepala Sekolah di Aceh Besar.*
Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: