Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri), Jenderal Pol. Sutanto, menilai bahwa konflik yang terjadi di antara anggota Polri dan TNI, seperti yang terjadi di Atambua pekan lalu, sulit dicegah lantaran biasanya dipicu dari permasalahan anak muda. "Penyebabnya macam-macam, ada rebutan pacar, senggolan motor bisa terjadi. Sama dengan anak muda yang lainnya di lapangan," kata Kapolri di Istana Negara Jakarta, Senin. Oleh sebab itu, katanya, upaya pencegahan sulit dilakukan, karena kebanyakan dari anggota TNI dan Polri adalah anak muda. "Bisa dicegah kalau mereka diikat semua. Kan tidak mungkin," katanya, sambil tertawa. Ketika ditanya pers bahwa kejadian itu telah terjadi berulang-ulang, Kapolri menyatakan, yang penting Polri dan TNI sudah memiliki mekanisme penyelesaiannya. "Yang penting, kita ada mekanisme penyelesaiannya. Dengan TNI, saya kira itu sudah ada kesepakatan bersama, sudah lama. Kalau ada kasus semacam itu kita tangani secara prosedur yang berlaku di internal kita masing- masing. Pelaku terbukti melakukan pelanggaran ya kita tindak," katanya. Mengenai sanksi bagi pelaku perseteruan dengan anggota TNI itu, menurut Kapolri, sudah ada, seperti hukuman disiplin atau hukuman pidana kalau melanggar pidana umum atau sanksi militer bagi anggota TNI sampai dengan pemecatan. (*)