TNI-AU gagalkan keberangkatan 212 calon TKI ilegal
11 Maret 2015 20:06 WIB
ilustrasi Sejumlah TKI yang dipulangkan pemerintah Kerajaan Malaysia tiba di pelabuhan Nunukan, Kaltara, Jumat (6/3/15) malam. Jumlah TKI yang dipulangkan kali ini sebanyak 146 orang yang terdiri dari 114 laki-laki, 31 perempuan, karena kasus keimigrasian, narkoba dan kriminal. (ANTARA FOTO/M Rusman)
Kupang (ANTARA News) - Petugas Pangkalan Udara El Tari Kupang dalam tiga bulan terakhir mengagalkan keberangkatan 212 calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal yang akan bekerja di luar wilayah Nusa Tenggara Timur.
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari Kupang Kolonel (Pnb) Andi Wijaya dalam jumpa pers di Kupang, Rabu mengatakan jumlah tersebut didata mulai 22 Januari sampai dengan 10 Februari 2015.
"Ini jumlah yang sangat banyak, dan sepertinya tidak memberikan efek jera bagi para pelaku yang ingin menjual masyarakatnya sendiri," katanya.
Dari jumlah tersebut, dipastikan semuanya berasal dari daratan Timor dan yang ditemui selama ini adalah calon TKI ilegal yang tidak menyelesaikan sekolahnya.
Ia menyatakan, dalam bulan Maret ini hampir setiap hari Satgas dari Lanud El Tari berhasil menggagalkan keberangkatan para calon TKI ilegal tersebut.
Bahkan, menurut Andi, berbagai cara yang digunakan oleh para perekrut untuk meloloskan calon TKI ilegal selalu digagalkan oleh Satgas Lanud El Tari.
"Berbagai alasan selalu disampaikan oleh TKI tersebut jika sudah digagalkan keberangkatannya ke luar NTT," tuturnya.
Andi mengatakan, dari sejumlah alasan yang diperoleh Satgas Lanud pada saat pencegahan, paracalon TKI ilegal tersebut beralasan kebarangkatan mereka ke Pulau Jawa dalam rangka mengunjungi keluarga, acara pernikahan maupun adat.
Namun saat diperiksa dan dimintai keterangan lebih lanjut di Markas Lanud, para calon TKI ilegal tersebut mengaku akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga, namun tidak mengetahui siapa nama majikannya serta tidak mempunyai kontrak, bahkan gaji yang dijanjikan.
"Mereka telah didoktrin oleh perekrut dari PT yang nakal yang tidak mengikuti prosedur yang berlaku," ujarnya.
Disamping itu, menurut Kolonel Andi, bagi para calon TKI ilegal yang akan diberangkatkan kel luar negeri mengaku kalau mereka sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di negera tujuannya dan memiliki paspor, namun tidak dilengkapi dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).
"Kalau yang seperti ini, di wilayah perbatasan dipastikan ada oknum tertentu yang telah bekerja sama dengan perekrut untuk meloloskan TKI ilegal tersebut," kata Andi.
Oleh karena itu, ia mengajak semua instansi terkait agar bekerja sama dalam memberantas kasus ini.
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari Kupang Kolonel (Pnb) Andi Wijaya dalam jumpa pers di Kupang, Rabu mengatakan jumlah tersebut didata mulai 22 Januari sampai dengan 10 Februari 2015.
"Ini jumlah yang sangat banyak, dan sepertinya tidak memberikan efek jera bagi para pelaku yang ingin menjual masyarakatnya sendiri," katanya.
Dari jumlah tersebut, dipastikan semuanya berasal dari daratan Timor dan yang ditemui selama ini adalah calon TKI ilegal yang tidak menyelesaikan sekolahnya.
Ia menyatakan, dalam bulan Maret ini hampir setiap hari Satgas dari Lanud El Tari berhasil menggagalkan keberangkatan para calon TKI ilegal tersebut.
Bahkan, menurut Andi, berbagai cara yang digunakan oleh para perekrut untuk meloloskan calon TKI ilegal selalu digagalkan oleh Satgas Lanud El Tari.
"Berbagai alasan selalu disampaikan oleh TKI tersebut jika sudah digagalkan keberangkatannya ke luar NTT," tuturnya.
Andi mengatakan, dari sejumlah alasan yang diperoleh Satgas Lanud pada saat pencegahan, paracalon TKI ilegal tersebut beralasan kebarangkatan mereka ke Pulau Jawa dalam rangka mengunjungi keluarga, acara pernikahan maupun adat.
Namun saat diperiksa dan dimintai keterangan lebih lanjut di Markas Lanud, para calon TKI ilegal tersebut mengaku akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga, namun tidak mengetahui siapa nama majikannya serta tidak mempunyai kontrak, bahkan gaji yang dijanjikan.
"Mereka telah didoktrin oleh perekrut dari PT yang nakal yang tidak mengikuti prosedur yang berlaku," ujarnya.
Disamping itu, menurut Kolonel Andi, bagi para calon TKI ilegal yang akan diberangkatkan kel luar negeri mengaku kalau mereka sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di negera tujuannya dan memiliki paspor, namun tidak dilengkapi dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).
"Kalau yang seperti ini, di wilayah perbatasan dipastikan ada oknum tertentu yang telah bekerja sama dengan perekrut untuk meloloskan TKI ilegal tersebut," kata Andi.
Oleh karena itu, ia mengajak semua instansi terkait agar bekerja sama dalam memberantas kasus ini.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: