Jalur komunikasi Suriah-Irak dihancurkan, militer ISIS digempur
11 Maret 2015 10:38 WIB
Sejumlah pria dengan pakaian oranye diakui sebagai warga Mesir Kristen ditawan militan Negara Islam, berlutut di depan pria bersenjata sepanjang pantai dikatakan dekat dengan Tripoli dalam foto yang diambil dari rekama video disiarkan melalui media sosial pada Minggu (15/2).(REUTERS/Social media via Reuters TV )
Washington/Beirut (ANTARA News) - Pasukan yang memerangi kelompok Negara Islam telah memutus jalur pasokan dan telekomunikasi penting yang digunakan kelompok tersebut antara Suriah dan Irak setelah dilancarkan operasi selama dua pekan, kata pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat pada Selasa.
Pasukan tersebut yang didukung serangan-serangan udara "mengatasi perlawanan ISIL (IS)" di bagian utara timur laut Suriah dekat kota strategis Tal Hamis, kota yang pernah dijadikan basis pertahanan IS, demikian pernyataan Satuan Tugas Gabungan.
Selama operasi tersebut, yang berakhir pada Sabtu, kelompok IS kehilangan akses ke rute-rute perjalanan utama yang biasa mereka gunakan untuk mengerahkan personel dan material masuk Irak.
"Pasukan anti ISIL dapat merebut posisi-posisi penting dari rute 47 di Suriah, jalur pemasokan dan komunikasi kunci ISIL menuju Irak," tambahnya.
Ditambahkan, bahwa 94 desa dibebaskan dari para anggota ekstrimis.
Koalisi itu mengatakan sistem persenjataan, kendaraan dan posisi pertempuran IS juga dihancurkan.
"Operasi ini menunjukkan kemampuan pasukan anti ISIL untuk menurunkan pengaruh Daesh di kawasan ini," kata Panglima Satuan Tugas Gabungan Letnan Jenderal James Terry dalam pernyataan, yang menggunakan akronim dalam bahasa Arab bagi kelompok IS, yang menguasai kawasan-kawasan besar di Irak dan Suriah.
"Tekad pasukan anti ISIL dan serangan-serangan udara yang terarah kami memungkinkan kami menghentikasn Daesh di wilayah kunci di Suriah ini."
Pasukan Kurdi menguasai Tal Hamis pada 27 Februari dengan bantuan para pejuang Arab, tetapi pertempuran kemudian berlanjut di kawasan itu.
Dituduh mata-mata
Satu video yang disiarkan di jejaring dalam oleh para militan IS pada Selasa menunjukkan seorang anak laki-laki yang ditembak hingga menemui ajalnya bernama Muhammad Musallam, seorang Arab Israel yang dituduh oleh kelompok itu telah menandatangani perjanjian sebagai petempur menjadi mata-mata bagi kepentingan dinas intelejen Israel.
Video tersebut, yang dipublikasikan oleh media kelompok itu, Furqan, memperlihatkan Musallam, 19 tahun, sedang duduk di satu ruang mengenakan seragam berwarna oranye, berbicara tentang bagaimana dia direkrut dan dilatih oleh Mossad. Dia mengatakan ayah dan kakaknya telah memberikan restu.
Setelah itu, video memperlihatkan Musallam dikawal ke satu lapangan dan kemudian ditembak di bagian kepalanya, yang dilukiskan oleh seorang petempur berbahasa Prancis sebagai salah seorang "pemula dari kekhalifan itu".
Kantor berita Reuters tidak segera memverifikasi kebenaran dari isi vedeo tersebut, yang juga muncul di Twitter yang digunakan para pendukung IS.
Perwira Israel mengatakan mereka mengetahui ada video tersebut tetapi tidak dapat membenarkan bahwa itu otentik.
Video tersebut, yang berdurasi sekitar 13 menit, menunjukkan Musallam berlutut ketika anak laki-laki itu bersenjata sepucuk pistol dan mengenakan seragam militer melepaskan satu peluru ke arah dahi Musallam. Anak laki-laki itu kemudian melepaskan tiga peluru lagi ke tubuhnya.
Pasukan tersebut yang didukung serangan-serangan udara "mengatasi perlawanan ISIL (IS)" di bagian utara timur laut Suriah dekat kota strategis Tal Hamis, kota yang pernah dijadikan basis pertahanan IS, demikian pernyataan Satuan Tugas Gabungan.
Selama operasi tersebut, yang berakhir pada Sabtu, kelompok IS kehilangan akses ke rute-rute perjalanan utama yang biasa mereka gunakan untuk mengerahkan personel dan material masuk Irak.
"Pasukan anti ISIL dapat merebut posisi-posisi penting dari rute 47 di Suriah, jalur pemasokan dan komunikasi kunci ISIL menuju Irak," tambahnya.
Ditambahkan, bahwa 94 desa dibebaskan dari para anggota ekstrimis.
Koalisi itu mengatakan sistem persenjataan, kendaraan dan posisi pertempuran IS juga dihancurkan.
"Operasi ini menunjukkan kemampuan pasukan anti ISIL untuk menurunkan pengaruh Daesh di kawasan ini," kata Panglima Satuan Tugas Gabungan Letnan Jenderal James Terry dalam pernyataan, yang menggunakan akronim dalam bahasa Arab bagi kelompok IS, yang menguasai kawasan-kawasan besar di Irak dan Suriah.
"Tekad pasukan anti ISIL dan serangan-serangan udara yang terarah kami memungkinkan kami menghentikasn Daesh di wilayah kunci di Suriah ini."
Pasukan Kurdi menguasai Tal Hamis pada 27 Februari dengan bantuan para pejuang Arab, tetapi pertempuran kemudian berlanjut di kawasan itu.
Dituduh mata-mata
Satu video yang disiarkan di jejaring dalam oleh para militan IS pada Selasa menunjukkan seorang anak laki-laki yang ditembak hingga menemui ajalnya bernama Muhammad Musallam, seorang Arab Israel yang dituduh oleh kelompok itu telah menandatangani perjanjian sebagai petempur menjadi mata-mata bagi kepentingan dinas intelejen Israel.
Video tersebut, yang dipublikasikan oleh media kelompok itu, Furqan, memperlihatkan Musallam, 19 tahun, sedang duduk di satu ruang mengenakan seragam berwarna oranye, berbicara tentang bagaimana dia direkrut dan dilatih oleh Mossad. Dia mengatakan ayah dan kakaknya telah memberikan restu.
Setelah itu, video memperlihatkan Musallam dikawal ke satu lapangan dan kemudian ditembak di bagian kepalanya, yang dilukiskan oleh seorang petempur berbahasa Prancis sebagai salah seorang "pemula dari kekhalifan itu".
Kantor berita Reuters tidak segera memverifikasi kebenaran dari isi vedeo tersebut, yang juga muncul di Twitter yang digunakan para pendukung IS.
Perwira Israel mengatakan mereka mengetahui ada video tersebut tetapi tidak dapat membenarkan bahwa itu otentik.
Video tersebut, yang berdurasi sekitar 13 menit, menunjukkan Musallam berlutut ketika anak laki-laki itu bersenjata sepucuk pistol dan mengenakan seragam militer melepaskan satu peluru ke arah dahi Musallam. Anak laki-laki itu kemudian melepaskan tiga peluru lagi ke tubuhnya.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: