Pengamat: konflik Golkar mungkin munculkan partai baru
10 Maret 2015 18:44 WIB
Ilustrasi. Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie menjadi pembicara kunci dalam seri kuliah umum Kandidat Presiden 2014 di Jakarta, Senin (29/4). Kegiatan yang diramaikan dengan diskusi bertema Stagnasi Politik itu membahas berbagai persoalan dan solusi yang dihadapi bangsa Indonesia. (FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Survey Lintas Nusantara Emrus Sihombing menilai sangat memungkinkan munculnya partai baru sebagai akibat puncak kisruh Partai Golkar yang terjadi antara Ketua Umum versi Munas Ancol Agung Laksono dengan kubu Ketua Umum versi Munas Bali Aburizal Bakrie.
"Bila dilihat kan sudah menjadi tradisi, Partai Golkar memunculkan partai-partai baru, Hanura, Gerindra, Nasdem, jadi sangat mungkin kembali terjadi," kata Emrus Sihombing di Jakarta, Selasa.
Hal ini menanggapi keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang mengesahkan kepengurusan Partai Golkar versi Munas Ancol, dengan Ketua Umum Agung Laksono.
Ia mengatakan, bila Aburizal ngotot tetap mengajukan ke pengadilan, maka situasi ini akan semakin memungkinkan munculnya partai baru tersebut.
"Bila dilihat dari logistik Aburizal memungkinkan untuk itu," katanya.
Namun bila hal ini terjadi, kembali, Partai Golkar akan dirugikan. Suaranya dalam pemilu mendatang akan semakin tergerus. Sementara pemilihan kepala daerah dalam waktu dekat juga akan sangat sulit untuk bertindak optimal.
"Dan Partai Golkar tidak mungkin menjadi pemenang, paling tinggi hanyalah urutan kedua saja," katanya.
Untuk itu, menurut dia, mendorong rujuk akan lebih baik bagi partai beringin tersebut.
"Misalnya Agung Laksono memutuskan untuk mempercepat Munas pada 2015 ini, ini lebih memungkinkan untuk mengakomodasi kedua belah pihak," katanya.
"Bila dilihat kan sudah menjadi tradisi, Partai Golkar memunculkan partai-partai baru, Hanura, Gerindra, Nasdem, jadi sangat mungkin kembali terjadi," kata Emrus Sihombing di Jakarta, Selasa.
Hal ini menanggapi keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang mengesahkan kepengurusan Partai Golkar versi Munas Ancol, dengan Ketua Umum Agung Laksono.
Ia mengatakan, bila Aburizal ngotot tetap mengajukan ke pengadilan, maka situasi ini akan semakin memungkinkan munculnya partai baru tersebut.
"Bila dilihat dari logistik Aburizal memungkinkan untuk itu," katanya.
Namun bila hal ini terjadi, kembali, Partai Golkar akan dirugikan. Suaranya dalam pemilu mendatang akan semakin tergerus. Sementara pemilihan kepala daerah dalam waktu dekat juga akan sangat sulit untuk bertindak optimal.
"Dan Partai Golkar tidak mungkin menjadi pemenang, paling tinggi hanyalah urutan kedua saja," katanya.
Untuk itu, menurut dia, mendorong rujuk akan lebih baik bagi partai beringin tersebut.
"Misalnya Agung Laksono memutuskan untuk mempercepat Munas pada 2015 ini, ini lebih memungkinkan untuk mengakomodasi kedua belah pihak," katanya.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: