Birmingham, Inggris (ANTARA News) - Juara dunia Chen Long mencatat salah satu kemenangan terbesar dalam karirnya dengan menumbangkan juara Olimpiade Lin Dan untuk mencapai final All-England Terbuka dan sekaligus berupaya menjuarai kembali turnamen ini.

Kemenangan 21-13, 21-12 unggulan utama dari Tiongkok atas Lin yang unggulan kelima itu adalah luar biasa, baik karena untuk pertama kali dalam tour ini mengalahkan pemain yang dianggap banyak kalangan sebagai pemain terbesar sepanjang masa, namun juga karena menang dengan relatif mudah.

Begitu Lin gagal memimpin pada kedudukan 12-13 pada set pertama dia sudah tidak lagi bisa unggul. Dia tidak pernah lagi mengancam dan berulang kali membuat kesalahan yang tidak perlu.

Setelah absen dalam dua tahun terakhir maka pertandingan kali ini adalah antiklimaks di mana pemain berusia 31 tahun itu tidak lagi tampil mengesankan yang semestinya dia perlihatkan karena dia bernafsu merebut medali emas Olimpiade ketiga kalinya pada Olimpiade Rio de Janeiro tahun depan.

Lin bahkan membuat komentar aneh atas kekalahannya ini. "Selalu sulit bermain menghadapi rekan satu negara. Tidaklah mudah berteriak atau menunjukkan kepalan Anda saat menghadapi rekan satu negara," kata dia.

"Jika saya bermain seperti pada pertandingan ini maka akan mudah kalah kepada siapa pun pemain seperti Chen Long. Dia begitu konsisten, khususnya ketika Anda tak bisa menaikkan tempo permainan."

Lin juga terlihat memprotes ofisial pertandingan karena ketiadaan sistem review pertandingan via video ketika dia dikecewakan oleh dua atau tiga keputusan hakim garis.

"Mungkin jika penilaian wasit lebih baik maka itu akan membantu, dan aneh saja tidak ada review video," sambung dia. "Namun saya tak senang ada di semifinal di sini setelah dua tahun absen. Saya mesti menaikkan poin peringkat saya dan saya berharap meningkat."

Menyerang

Sebaliknya penampilan Chen jauh lebih ofensif dibandingkan dengan selama ini dia tampil. Dia dengan sabar menghadapi lawannya yang hebat itu dengan reli-reli, namun kadang melancarkan serangan balik yang dilakukannya dengan baik sekali.

"Saya ingin memainkan pertandingan yang sungguh menyerang hari ini, namun saya harus lebih menyesuaikan taktik saya dengan kekuatan saya. Anda tak bisa hanya bermain bertahan jka ingin mengalahkan Lin Dan," kata dia.

Chen jelas senang sekali atas pencapaiannya ini, namun dia tak ingin berlebihan. "Menghadapi pemain besar seperti dia adalah pengalaman berharga yang semestinya membantu saya lebih banyak lagi untuk masa mendatang."

Chen akan menghadapi Jan Jorgensen dari Denmark yang mengalahkan tunggal putra Jepang Sho Sasaki 21-11, 21-12. Dia berpeluang menjadi orang Eropa pertama yang menjuarai tunggal putra All-England sejak rekan senegaranya Peter Gade melakukannya pada 1999.

Jorgensen juga telah menjadi tunggal putra Eropa pertama yang menjadi finalis turnamen ini dalam kurun 11 tahun terakhir.

Sebelumnya Saina Nehwal, tunggal putri nomor satu dunia dari India, mencapai final untuk pertama kalinya dalam tujuh keikutsertaannya dalam turnamen itu.

Nehwal, perempuan pertama India yang menjuarai Super Series dan orang India pertama yang memenangi medali Olimpiade bulu tangkis, mengalahkan pemain Tiongkok, Sun Yu, 21-12, 21-13.

Dia kini berkesempatan menjadi perempuan India pertama yang menjuarai tunggal putri All-England, sekaligus orang India pertama yang menjuarai tunggal All-England sejak pelatihnya Pullela Gopichand menjuarai nomor tunggal putra 14 tahun lalu.

Lawannya pada final adalah Carolina Marin, juara dunia dari Spanyol, yang mengalahkan unggulan ketujuh dari Taiwan Tai Tzu Ying 21-18, 21-11, demikian AFP.