Ambon (ANTARA News) - Kru kapal pesiar berbendera Prancis LAustral yang menyinggahi Teluk Ambon, Maluku, sempat memberikan pertolongan kepala lima nelayan yang mengalami kerusakan mesin di perairan Laut Banda.

"Kami terlambat tiba di perairan Teluk Ambon karena harus menolong lima nelayan yang terkatung-katung di tengah laut karena mesin kapalnya rusak," kata nahkoda kapal pesiar LAustral, Michael saat bertemu Sekretaris Kota Ambon, Anthony Latuheru di pantai Negeri Amahusu, Jumat.

Dia mengatakan, kapal itu di perairan Laut Banda dan hendak memasuki Teluk Ambon. Mereka melihat kapal nelayan yang terkatung-katung di tengah laut.

Kapal pesiar tersebut kemudian berhenti dan menurunkan kru untuk mengecek kondisi kapal yang membawa lima orang nelayan tersebut dan ternyata mesin kapalnya mengalami kerusakan.

"Kru kapal harus membantu melakukan pengecekan dan perbaikan hingga mesin kapalnya bisa dihidupkan kembali, barulah perjalanan dapat diteruskan hingga tiba di teluk Ambon," ujar nahkoda kapal pesiar yang mengangkut 200 wisatawan dari berbagai negara tersebut.

Menurut Michael, tindakan yang dilakukan kru kapal tersebut didorong rasa kemanusiaan terhadap sesama.

"Apa yang kami lakukan hanya karena pertimbangan kemanusiaan. Tidak mungkin kami terus berlayar dan membiarkan para nelayan yang lagi bermasalah di tengah laut," ujarnya.

Karena pertolongan yang dilakukan menyebabkan kapal dengan panjang 142 meter dan berdaya tampung mencapai 264 orang serta 139 kru tersebut, baru lego jangkar di pelabuhan Negeri Amahusu, Ambon pukul 17.00 WIT dari jadwal sebelumnya yakni pukul 12.30 WIT.

Mendengar penuturan Nahkoda Kapal tersebut, Sekot Anthony Latuheru menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam terhadap perhatian dan pertolongan yang diberikan para kru kapal pesiar tersebut kepada nelayan Ambon.

"Atas nama pemerintah dan masyarakat Ambon kami menyampaikan terima kasih yang mendalam karena kru dan nahkoda dapat membantu para nelayan Ambon yang sedang mengalami kesulitan saat menangkap ikan," katanya.

Dia berharap para wisatawan yang berkunjung dengan kapal pesiar tersebut merasa senang dan bergembira berada di ambon, kendati waktu kunjungan tergolong sangat singkat, yakni dua jam.

"Kami juga berharap manajemen kapal pesiar ini dapat menjadwalkan kunjungan ke Ambon di tahun-tahun mendatang, serta memperpanjang lama masa tinggal di ibu kota provinsi Maluku ini sehingga para wisatawan dapat menikmati keindahan panorama alam dan keramah-tamahan masyarakat," katanya.