Sulbar bangun gudang fermentasi kakao
6 Maret 2015 03:07 WIB
Pekerja menjemur biji kakao di Desa Bora, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (21/10). Petani kakao kembali memelihara tanaman mereka karena harga kakao di tingkat petani terus mengalami kenaikkan dari Rp21.000 per kilogram menjadi Rp29.000 per kilogram. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membangun gudang fermentasi kakao dalam rangka meningkatkan kualitas kakao yang ada di Sulbar pada 2015.
Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar, Abdul Waris Bestari di Mamuju, Jumat, mengatakan, Sulbar membangun unit pengolahan kakao yang disertai gudang fermentasi dan lantai jemur kakao.
Ia mengatakan, UPH yang dibangun tersebut diantaranya terdapat di Desa Batu Ampat Kecamatan Papalang Kabupaten Mamuju dan di desa Pulliwa Kecamatan Bulo Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Menurut dia, UPH yang dibangun tersebut mendapatkan alokasi dana APBN sebesar Rp336 juta.
Ia berharap dengan dibangunnya UPH tersebut maka kualitas kakao yang dihasilkan Provinsi Sulbar akan lebih tinggi sehingga bernilai ekonomis.
"Diharapkan anggaran APBD Sulbar juga disiapkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alat lainnya pada dua UPH tersebut agar dapat dioperasikan mengolah buah kakao menjadi kakao fermentasi yang kualitasnya lebih baik untuk dikelola menjadi barang jadi," katanya.
Menurut dia, sekitar Rp800 juta dibutuhkan APBD Sulbar untuk pengadaan alat yang dibutuhkan di UPH tersebut agar dapat beroperasi tahun ini.
Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar, Abdul Waris Bestari di Mamuju, Jumat, mengatakan, Sulbar membangun unit pengolahan kakao yang disertai gudang fermentasi dan lantai jemur kakao.
Ia mengatakan, UPH yang dibangun tersebut diantaranya terdapat di Desa Batu Ampat Kecamatan Papalang Kabupaten Mamuju dan di desa Pulliwa Kecamatan Bulo Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Menurut dia, UPH yang dibangun tersebut mendapatkan alokasi dana APBN sebesar Rp336 juta.
Ia berharap dengan dibangunnya UPH tersebut maka kualitas kakao yang dihasilkan Provinsi Sulbar akan lebih tinggi sehingga bernilai ekonomis.
"Diharapkan anggaran APBD Sulbar juga disiapkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alat lainnya pada dua UPH tersebut agar dapat dioperasikan mengolah buah kakao menjadi kakao fermentasi yang kualitasnya lebih baik untuk dikelola menjadi barang jadi," katanya.
Menurut dia, sekitar Rp800 juta dibutuhkan APBD Sulbar untuk pengadaan alat yang dibutuhkan di UPH tersebut agar dapat beroperasi tahun ini.
Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: