Bekasi (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku belum siap penerapan Ujian Nasional dengan sistem "online".

"Kami sudah menunjuk beberapa sekolah untuk mengikuti UN "online" yang baru pertama kali digelar tahun ini. Namun sekolah yang kami tunjuk itu mengaku tidak siap," kata Kepala Bidang Bina Program Disdik Kota Bekasi Agus Enap, di Bekasi, Selasa.

Menurut dia, sekolah beralasan perangkat yang dimiliki untuk menunjang penyelenggara UN online masih sangat terbatas.

Sekolah yang ditunjuk Disdik Kota Bekasi itu semula dianggap memiliki sarana yang memadai berdasarkan ketersediaan komputer yang mencukupi untuk digunakan siswanya.

"Tapi, sarana yang ada pun belum memadai sehingga sekolah menyatakan ketidaksanggupannya," katanya.

Menurut Enap, untuk penyelenggaraan UN secara "online", harus tersedia sedikitnya 100 perangkat komputer di tiap-tiap sekolah.

"Sementara mayoritas sekolah saat ini hanya memiliki sekitar 40 unit komputer yang memadai untuk kebutuhan satu ruangan laboratorium komputer," katanya.

Dengan jumlah unit komputer tersebut, ujian tidak bisa dilaksanakan dalam sekali waktu, melainkan harus dibagi ke dalam sistem shift.

"Kalau dalam satu sekolah ada sekitar 300 siswa yang menjadi peserta ujian, berarti pelaksanaannya dibagi ke dalam tiga shift," katanya.

Namun saat ini, mayoritas jumlah siswa kelas XII pada sekolah-sekolah negeri berjumlah lebih dari 300 siswa.

"Ini merupakan dampak kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru yang kala itu masih mengakui adanya jalur bina lingkungan. Rata-rata jumlah siswa yang ada saat ini mencapai 400 orang, bahkan ada pula yang hingga 500 orang," katanya.

Dia memprediksi, Kota Bekasi baru sanggup menggelar UN secara online paling cepat pada 2016 setelah terealisasinya pengajuan pengadaan komputer tambahan untuk sekolah di Anggaran Belanja Tambahan tahun 2015.