Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta TNI dan Polri serta institusi lainnya mengutamakan pencegahan dalam penanganan masalah terorisme, sehingga perlu dukungan data-data intelijen.

"Dalam penanganan terorisme, utamakan pencegahan, jangan sampai sudah kejadian baru penanganan," kata Presiden Jokowi, dalan jumpa pers usai memberi pengarahan kepada peserta rapat pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian/Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK) Jakarta, Selasa.

Presiden menyebutkan dengan mengutamakan pencegahan maka perlu dukungan peran intelijen seperti pencarian data dan informasi di lapangan.

Presiden menyebutkan dalam pengarahan itu ia menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi TNI-Polri baik bidang politik, keamanan dan ekonomi.

"Perlu dijaga stabilitas keamanan agar target pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur dapat dicapai. Itu garis besar yang saya sampaikan di rapim," kata Jokowi.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengingatkan terorisme masih akan menjadi ancaman tidak hanya di Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di dunia.

"Saya kira tidak hanya Indonesia tapi juga negara lain, semua menghadapi mazhab yang sama terkait terorisme terutama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)," ujar Presiden Jokowi.

Presiden menyebutkan adanya tantangan yang harus dihadapi Indonesia ke depan.

"Kita juga mempunyai program yang menjadi kewajiban kita bersama untuk menyelesaikan dan memperbaikinya," ujarnya.

Sementara itu Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti mengatakan Rampim TNI-Polri 2015 merupakan momentum strategis untuk mengimplementasikan sembilan agenda prioritas yang telah dijabarkan dalam RPJMN 2015-2019.

Program itu menjadi dasar arah kebijakan TNI-Porli di bidang operasional, pembinaan dan pembangunan kekuatan guna mewujudkan TNI-Polri yang profesional, bermoral dan modern.

"Kami laporkan bahwa pada Rapimnas TNI-Polri ini juga akan diteken kesepakatan bersama antara TNI dan Polri terkait dengan pendidikan dasar bersama selama enam minggu bagi Taruna TNI dan Taruna Akpol, sebagai upaya untuk mempererat hubungan dan ikatan psikologis yang dibangun dari dasar sehingga nantinya akan melekat dan bisa terbawa pada pelaksanaan tugas nanti di lapangan."

Ia menyebutkan tema Rapim kali ini adalah sinergi TNI/Polri sebagai penggerak revolusi mental. "Dengan tema ini, TNI-Polri akan saling bantu menguatkan dan mewujudkan revolusi mental yang dekat dan dipercaya masyarakat," ucapnya.

Badrodin menyebutkan rapim itu diikuti 246 pati TNI dan Polri yang terdiri atas 119 orang pejabat utama Mabes TNI dan Pangkotama. Dan 122 orang pejabat utama Mabes Polri, termasuk para Kapolda.