Pegawai KPK unjuk rasa
3 Maret 2015 11:08 WIB
Sejumlah pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan aksi damai di halaman gedung KPK, Jakarta, Selasa (3/3). Aksi yang diikuti seluruh pegawai KPK tersebut menolak putusan pimpinan KPK yang melimpahkan kasus BG ke kejaksaan dan meminta untuk mengajukan upaya hukum PK atas putusan praperadilan kasus BG. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Sekitar lima ratus orang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan unjuk rasa di halaman depan gedung KPK Jakarta menuntut pelimpahan kasus Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Budi Gunawan dan meminta pimpinan KPK terbuka mengenai strategi pemberantasan korupsi.
"Saudara-saudara, pertama dalam kondisi apapun upaya pemberantasan korupsi harus tetap berjalan, kedua jika ada satu juta pemberantas korupsi pastikan kita adalah salah satunya, jika ada 1.000 pemberantas korupsi, kita adalah salah satunya, jika kita adalah 100 pemberantas korupsi pastikan kita adalah salah satunya. Jika kita adalah 10 pemberantas korupsi pastikan kita adalah salah satunya, jika hanya ada 1 pemberantas korupsi itu adalah kita kawan-kawan," kata Ketua Wadah Pegawai Faisal berorasi.
Di tengah kerumunan para pegawai yang mengenakan kemeja hitam maupun warna gelap tersebut, hadir juga pelaksana tugas (plt) Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dan plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji. Sedangkan pejabat struktural yang hadir terlihat Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono
Ruki tampak melipat kedua tangan di dadanya dan memperhatikan para orator. Ia juga tampak ikut menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar" dan menghentakkan kaki sesuai irama lagu tersebut.
"Kawan-kawan pegawai KPK, kepada plt. pimpinan kami sampaikan 3 sikap pegawai pertama, menolak putusan Pimpinan KPK yang melimpahkan kasus BG ke kejaksaan. Kedua, meminta Pimpinan KPK mengajukan upaya hukum PK (Peninjauan Kembali) atas putusan praperadilan kasus BG. Ketiga, meminta pimpinan menjelaskan secara terbuka strategi pemberantasan," tegas Faisal.
Sedangkan Nanang Farid Syam Ketua Wadah Pegawai 2012-2014 meminta agar pegawai tidak takut dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Apakah kita kalah kawan-kawan? Apakah kita takut? Rakyat menitipkan amanah kepada kita untuk memberantas korupsi. Tidak ada satu pun yang bisa membajak perjuangan kita. Apakah kawan-kawan takut? Tidak," kata Nanang.
Ia meminta agar para pegawai juga melunasi utang dari para pembayar pajak dalam bekerja.
"Pilihan kita jelas hidup mulia atau mati menanggung malu. Mulai hari ini kita akan bayar pajak yang diberikan rakyat dengan darah. Para pemimpin yang katanya negarawan bisa saja memenjarakan kita, tapi mereka tidak akan pernah bisa memenjarakan hati kita, hari ini kita tidak akan pernah lelah, kita tidak pernah berhenti melawan koruptor," kata Faisal.
Seorang penyelidik KPK menyatakan bahwa mereka siap mati untuk memberantas korupsi.
"Jika takut, maka di gedung ini munafik. Semua pertanyaan itu semua ditanyakan kepada kita semua. Hari ini hantu yang takut bareskrim didatangkan kepada kita. Saya yakin AS (Abraham Samad) dan BW (Bambang Widjojanto) tidak mau kasusnya dibarter dan semua karyawan tidak mau mengutamakan perutnya sendiri. Saya ingin berpesan kepada pemimpin gedung ini, kami siap mati...," kata sang penyelidik.
Seusai mendengar orasi, para pegawai membuat pernyataan di kain putih panjang.
Rukipun ikut membubuhkan pernyataan dan tanda tangan di kain tersebut.
"Saudara-saudara, pertama dalam kondisi apapun upaya pemberantasan korupsi harus tetap berjalan, kedua jika ada satu juta pemberantas korupsi pastikan kita adalah salah satunya, jika ada 1.000 pemberantas korupsi, kita adalah salah satunya, jika kita adalah 100 pemberantas korupsi pastikan kita adalah salah satunya. Jika kita adalah 10 pemberantas korupsi pastikan kita adalah salah satunya, jika hanya ada 1 pemberantas korupsi itu adalah kita kawan-kawan," kata Ketua Wadah Pegawai Faisal berorasi.
Di tengah kerumunan para pegawai yang mengenakan kemeja hitam maupun warna gelap tersebut, hadir juga pelaksana tugas (plt) Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dan plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji. Sedangkan pejabat struktural yang hadir terlihat Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono
Ruki tampak melipat kedua tangan di dadanya dan memperhatikan para orator. Ia juga tampak ikut menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar" dan menghentakkan kaki sesuai irama lagu tersebut.
"Kawan-kawan pegawai KPK, kepada plt. pimpinan kami sampaikan 3 sikap pegawai pertama, menolak putusan Pimpinan KPK yang melimpahkan kasus BG ke kejaksaan. Kedua, meminta Pimpinan KPK mengajukan upaya hukum PK (Peninjauan Kembali) atas putusan praperadilan kasus BG. Ketiga, meminta pimpinan menjelaskan secara terbuka strategi pemberantasan," tegas Faisal.
Sedangkan Nanang Farid Syam Ketua Wadah Pegawai 2012-2014 meminta agar pegawai tidak takut dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Apakah kita kalah kawan-kawan? Apakah kita takut? Rakyat menitipkan amanah kepada kita untuk memberantas korupsi. Tidak ada satu pun yang bisa membajak perjuangan kita. Apakah kawan-kawan takut? Tidak," kata Nanang.
Ia meminta agar para pegawai juga melunasi utang dari para pembayar pajak dalam bekerja.
"Pilihan kita jelas hidup mulia atau mati menanggung malu. Mulai hari ini kita akan bayar pajak yang diberikan rakyat dengan darah. Para pemimpin yang katanya negarawan bisa saja memenjarakan kita, tapi mereka tidak akan pernah bisa memenjarakan hati kita, hari ini kita tidak akan pernah lelah, kita tidak pernah berhenti melawan koruptor," kata Faisal.
Seorang penyelidik KPK menyatakan bahwa mereka siap mati untuk memberantas korupsi.
"Jika takut, maka di gedung ini munafik. Semua pertanyaan itu semua ditanyakan kepada kita semua. Hari ini hantu yang takut bareskrim didatangkan kepada kita. Saya yakin AS (Abraham Samad) dan BW (Bambang Widjojanto) tidak mau kasusnya dibarter dan semua karyawan tidak mau mengutamakan perutnya sendiri. Saya ingin berpesan kepada pemimpin gedung ini, kami siap mati...," kata sang penyelidik.
Seusai mendengar orasi, para pegawai membuat pernyataan di kain putih panjang.
Rukipun ikut membubuhkan pernyataan dan tanda tangan di kain tersebut.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: