Nusa Dua (ANTARA News) - Wasekjen DPP PAN demisioner Yandri Susanto menyatakan Partai Amanat Nasional tidak bisa menghalangi jika Drajat Wibowo ingin mengurangi aktivitas politiknya di partai karena itu merupakan hak politiknya.

Drajat Wibowo, salah seorang pendukung Hatta Rajasa dalam bursa pemilihan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) pada kongres Bali, menyatakan ingin istrirahat sementara dari politik praktis meskipun tetap menjadi anggota PAN.

"Itu hak politik dia. Mungkin pemikiran dia. Jadi saya tidak punya hak untuk menghalangi atau menahan. Tapi silakan saja, Mas Drajad mau berpikir apa. Kalau mau mengundurkan diri kan semua ada di AD/ART," kata Yandri di arena kongres PAN IV di Nusa Dua, Bali.

Politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari meminta Drajad untuk tidak keluar dari PAN. Sebab, kata Eva, Drajad merupakan salah satu ikon PAN dan memiliki kapasitas untuk membesarkan PAN.

"Saya berharap Mas Drajad mengurungkan niat untuk mundur dari PAN. Ibaratnya , dia sudah menjadi ikon yang merepresentasikan integritas, cerdas, bersih sehingga memelihara harapan masyarakat dan kader-kader PAN serta partai politik lainnya," kata Eva.

Bahkan ia menyarankan kepada ketua umum PAN yang baru, Zulkifli Hasan untuk menempatkan Drajad pada posisi strategis untuk kemajuan partai.

"Semoga pak Zul menarik Mas Drajad ke posisi strategis. PAN dan politik Indonesia akan merugi jika politisi sekaliber Drajad mundur dari PAN," kata Eva..

Wakil Ketua DPP PAN demisoner, Drajad Wibowo menyatakan ingin istirahat dari PAN. "Istirahat. Itu sudah sejak lama saya sampaikan, sejak Januari. Kalau Hatta Rajasa terpiliih, saya bantu Bang Hatta mengurus partai. Kalau yang terpilih Bang Zul, saya akan istirahat mengurus partai politik praktis, tapi saya tetap di politik. Istirahat dari politik praktis. Saya tetap anggota PAN, tetap punya hak memperjuangkan," kata Drajad.