Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menegaskan, sejumlah lembaga pendidikan di Eropa telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama sebagai langkah lanjutan pelaksanaan program 5.000 doktor Perguruan Tinggi Kependidikan Islam (PTKI).

“Kunjungan kami kemarin cukup intensif dan ekstensif. Karena ke sembilan perguruan tinggi di tiga negara dan semua perguruan tinggi yang leading di Eropa,” kata Kamaruddin Amin mengenai MoU yang ditandatangani dalam kunjungan Dirjen Pendis dan tim ke sejumlah perguruan tinggi di Perancis, Jerman, dan Belanda itu, sebagaimana dilansir laman kemenag.go.id, Senin.

“Jadi ada sembilan lembaga yang sempat kami lakukan presentasi (program 5000 doktor) dan semua bersedia untuk kerjasama,” tegasnya.

Sejumlah lembaga Eropa yang dikunjungi guru besar UIN Alauddin Makassar dan Tim antara lain: Toulouse University dan Sorbone University (Paris I) di Perancis, Senior Expert Services (SES) dan Gottingen University di Jerman, serta Leiden University dan Free University of Amsterdam di Belanda.

Skema Kerjasama

Menurut Kamaruddin Amin ada beberapa skema kerjasama yang telah ditandatangani. Toulouse University misalnya, bersedia bekerjasama dengan Ditjen Pendis untuk pengiriman program kandidat doktor yang memenuhi standard internasional yang ada di sana. Hal sama disepakati juga dengan Universitas Paris I (Sorbone), Gottingen University di Jerman, serta Leiden University dan Free University of Amsterdam di Belanda.

MoU dengan SES terkait dengan pengiriman para pensiunan guru besar (profesor) di Jerman dalam berbagai bidang keilmuan sesuai dengan kebutuhan PTKI di Indonesia. Skema kerjasama lainnya berupa pengiriman dosen dan double degree (Gottingen University).

“(hasil kunjungan) Intinya sama. Bersedia bekerjasama dengan kita. Bersedia menerima kandidat-kandidat doktor kita, tentu kandidat yang memenuhi syarat,” tandas Kamaruddin Amin.

Dalam waktu dekat, Kamaruddin Amin akan kembali menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Inggris, Belgia, Amerika, Kanada, Australia, Jepang, dan Timur Tengah. Di Kanada misalnya, menurut Kamaruddin Amin sudah ada empat perguruan tinggi yang siap bekerjasama.