Montevideo (ANTARA News) - Dokter ahli penyakit kanker Tabare Vazquez pada Minggu mengucapkan sumpah sebagai presiden Uruguay yang baru.

Ia kembali memegang jabatan tersebut satu dekade setelah pertama kali memimpin kalangan kiri ke kekuasaan.

Pelantikan Vazquez dilakukan Majelis Nasional di depan hadirin, termasuk Presiden Brazil Dilma Rousseff, Presiden Kuba Raul Castro serta pemimpin-pemimpin lainnya di kawasan.

Ia kemudian memimpin upacara di Lapangan Kemerdekaan di ibu kota, Montevideo, untuk menerima selempang kepresidenan dari sesama tokoh kiri Jose "Pepe" Mujica, menandai kekuasaan partai Front Luas (FA) mereka untuk lima tahun ke depan lagi di negara tersebut. Uruguay melarang presiden meneruskan jabatannya untuk periode berturut-turut.

Upacara itu membuka tabir kepemimpinan berwarna sang mantan pejuang gerilya itu.

Selama lima tahun kepemimpinannya, Mujica, sosok berusia 79 tahun itu telah melegalisasi ganja, pernikahan sesama jenis dan aborsi, mengecam ketimpangan global serta menarik perhatian internasional karena tinggal di rumah pertanian yang sederhana, mengendarai mobil Volkswagen Beetle usang serta memberikan sebagian besar dari gajinya untuk amal.

Vazquez (75 tahun) memiliki gaya yang lebih konservatif dan mengkritik beberapa reformasi Mujica, termasuk rencana yang masih belum diterapkan terkait penjualan ganja ke apotik-apotik.

Ia mewarisi negara yang menghadapi iklim ekonomi lebih berat dibandingkan ketika ia pertama kali menjabat pada 2005.

Uruguay selama 12 tahun mengalami pertumbuhan tak putus serta mencatat angka pengangguran yang rendah. Namun, kini negara itu berjuang untuk menghadapi berakhirnya ledakan komoditi global.

Inflasi saat ini tercatat lebih dari satu poin di atas rentang target resmi, tiga hingga tujuh persen. Sementara itu, tetangga-tetangga raksasa Uruguay, yaitu Argentina dan Brazil, saat ini sedang mengalami penurunan ekonomi.

(Uu.T008)