Legislator: masyarakat tidak perlu panik kenaikan harga premium
2 Maret 2015 03:37 WIB
ilustrasi--Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan kios penjualan bahan bakar minyak (BBM) eceran Pertamini di Bengkel Karya Teknik Bersama Manggarai, Jakarta, Senin (2/2). Produsen pembuat kios bensin eceran itu dalam sebulan dapat memproduksi 350 unit kios pesanan dari sejumlah daerah seperti Jakarta, Jawa, Bali hingga Papua dengan harga Rp7,5 juta per unit. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha meminta masyarakat untuk tidak panik terkait dengan kenaikan harga premium nonsubsidi di luar Jawa-Madura-Bali dan wilayah Jawa-Bali sebesar Rp200 per liter mulai 1 Maret 2015.
"Komisi VII telah sepakat sebelumnya dengan pemerintah untuk menaikkan dan menurunkan harga premium setiap bulan maka kami meminta masyarakat terbiasa dengan kondisi perubahan tersebut," kata Satya di Jakarta, Minggu.
Hal tersebut, ia sampaikan dalam forum diskusi energi "Darurat Listrik Daerah: Bagaimana Pemerintah Mempercepat Program 35.000 MW yang juga dihadiri oleh Menteri ESDM, Sudirman Said.
Menurut Satya, kenaikan harga premium dari sebelumnya Rp6.700 menjadi Rp6.900 per liternya untuk wilayah Jawa-Bali dan di luar Jawa-Madura-Bali dari Rp6.600 menjadi Rp6.800 per liternya disebabkan harga minyak dunia yang merangkak naik akibat kenaikan harga premium di Pasar Singapura (MOPS).
"Kami meminta kepada pemerintah agar selalu menyosialisasikan tentang kenaikan tersebut agar masyarakat tidak panik saat harga premium mengalami kenaikan," kata politisi dari Fraksi Partai Golkar (F-PG) tersebut.
Menurutnya, peran pemerintah sangat penting untuk menjelaskan tentang kenaikan tersebut karena bukan berarti harga premium akan mengalami kenaikan secara terus-menerus.
"Bisa saja mulai 1 April 2015 harga premium akan kembali turun," tuturnya.
"Komisi VII telah sepakat sebelumnya dengan pemerintah untuk menaikkan dan menurunkan harga premium setiap bulan maka kami meminta masyarakat terbiasa dengan kondisi perubahan tersebut," kata Satya di Jakarta, Minggu.
Hal tersebut, ia sampaikan dalam forum diskusi energi "Darurat Listrik Daerah: Bagaimana Pemerintah Mempercepat Program 35.000 MW yang juga dihadiri oleh Menteri ESDM, Sudirman Said.
Menurut Satya, kenaikan harga premium dari sebelumnya Rp6.700 menjadi Rp6.900 per liternya untuk wilayah Jawa-Bali dan di luar Jawa-Madura-Bali dari Rp6.600 menjadi Rp6.800 per liternya disebabkan harga minyak dunia yang merangkak naik akibat kenaikan harga premium di Pasar Singapura (MOPS).
"Kami meminta kepada pemerintah agar selalu menyosialisasikan tentang kenaikan tersebut agar masyarakat tidak panik saat harga premium mengalami kenaikan," kata politisi dari Fraksi Partai Golkar (F-PG) tersebut.
Menurutnya, peran pemerintah sangat penting untuk menjelaskan tentang kenaikan tersebut karena bukan berarti harga premium akan mengalami kenaikan secara terus-menerus.
"Bisa saja mulai 1 April 2015 harga premium akan kembali turun," tuturnya.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: