Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mioneral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, memprediksi pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada 14 Desember 2006 di Nigeria akan membahas kemungkinan pemangkasan kuota produksi minyak mentah sekira 500.000 hingga sejuta barel per hari. Usai membuka sarasehan wartawan ESDM di Jakarta, Jumat, ia menyatakan bahwa sebagian anggota OPEC diperkirakan akan menolak rencana pemangkasan produksi tersebut, mengingat saat ini harga sudah membaik. Apalagi, harga minyak mentah saat ini lebih dipengaruhi faktor fundamental ketimbang non fundamental. Oleh karena itu, dia memprediksi fluktuasi harga untuk saat ini lebih dipengaruhi oleh kelebihan pasok atau over supply ketimbang faktor non fundamental seperti kondisi geopolitik. Purnomo menyatakan, saat ini masih menunggu laporan dari Gubernur OPEC untuk Indonesia, Meizar Rahman, untuk menentukan sikap Indonesia dalam pertemuan OPEC pekan depan. Dari Singapura dilaporkan bahwa harga minyak mentah di Asia pada Jumat naik, setelah sebuah instalasi minyak di Nigeria mendapat serangan, dan ada perkiraan yang semakin besar bahwa OPEC akan mengurangi lagi produksi minyaknya, kata para dealer. Pada pukul 11:21 (0321 GMT) kontrak utama New York minyak mentah jenis ringan untuk pengiriman Januari naik 39 sen menjadi 62,88 dolar AS per barel dari harga penutupan pasar AS Kamis sore 62,49 dolar Amerika Serikat (AS). Harga minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Januari juga naik 32 sen dolar AS menjadi 62,89 dolar per barel. Negara Afrika itui merupakan eksporter terbesar kelima di dunia, dengan jumlah ekspor 2,6 juta berel minyak mentah per hari, tetapi kekacauan belakangan ini telah mengurangi produksi sampai seperempatnya. (*)