Pemerintah berdayakan desa rawan pangan
1 Maret 2015 15:00 WIB
Marwan Jafar (kanan) berbincang dengan perajin anyaman bambu saat berkunjung ke sentra kerajinan bambu di Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, Senin (9/2). (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan pemerintah bakal memberdayakan berbagai desa yang termasuk dalam kondisi rawan pangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
"Solusinya adalah bagaimana memberdayakan masyarakat desa rawan pangan agar bisa menjalankan kegiatan produktif dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di desa," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, berbagai potensi sumber daya itu bisa dalam bentuk apa saja seperti aktivitas dalam bertani dan berternak yang bisa membuat kemandirian dalam mencukupi kebutuhan pangan di desa yang masih rawan pangan.
Marwan mencontohkan, sejumlah kegiatan produktif antara lain bisa seperti pembuatan pupuk kompos, budidaya tanam sawah, tanaman buah, pembibitan, perikanan dan peternakan.
Tidak hanya dalam aktivitas yang terkait pangan, ia mengemukakan bahwa usaha produktif juga dapat dilakukan dalam bidang nonpangan, misalnya kerajinan rakyat, pakaian tradisional, dan ukir-ukiran.
Guna memberdayakan desa, menurut dia, masyarakatnya juga perlu diberikan pelatihan dalam meningkatkan keterampilan dalam bekerja dan berusaha dengan produktif, serta juga perlu didampingi agar kegiatan yang dilakukannya mendapatkan hasil yang optimal.
Selain itu, ia mengutarakan harapannya agar desa dapat membentuk Badan Usaha Milik Desa yang dinilai juga bisa menjamin ketersediaan pangan di desa rawan pangan.
Dengan mengentaskan desa rawan pangan, ia menilai, maka diharapkan pula tingkat kemiskinan juga menurun sekaligus kesejahteraan menurun dan berkurangnya arus urbanisasi.
Marwan menambahkan bahwa sebagai menteri yang mengurus desa tentu tidak akan tinggal diam bila di negara dengan sumber daya alam yang kaya seperti Indonesia, ternyata masih ada desa yang rawan pangan.
"Solusinya adalah bagaimana memberdayakan masyarakat desa rawan pangan agar bisa menjalankan kegiatan produktif dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di desa," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, berbagai potensi sumber daya itu bisa dalam bentuk apa saja seperti aktivitas dalam bertani dan berternak yang bisa membuat kemandirian dalam mencukupi kebutuhan pangan di desa yang masih rawan pangan.
Marwan mencontohkan, sejumlah kegiatan produktif antara lain bisa seperti pembuatan pupuk kompos, budidaya tanam sawah, tanaman buah, pembibitan, perikanan dan peternakan.
Tidak hanya dalam aktivitas yang terkait pangan, ia mengemukakan bahwa usaha produktif juga dapat dilakukan dalam bidang nonpangan, misalnya kerajinan rakyat, pakaian tradisional, dan ukir-ukiran.
Guna memberdayakan desa, menurut dia, masyarakatnya juga perlu diberikan pelatihan dalam meningkatkan keterampilan dalam bekerja dan berusaha dengan produktif, serta juga perlu didampingi agar kegiatan yang dilakukannya mendapatkan hasil yang optimal.
Selain itu, ia mengutarakan harapannya agar desa dapat membentuk Badan Usaha Milik Desa yang dinilai juga bisa menjamin ketersediaan pangan di desa rawan pangan.
Dengan mengentaskan desa rawan pangan, ia menilai, maka diharapkan pula tingkat kemiskinan juga menurun sekaligus kesejahteraan menurun dan berkurangnya arus urbanisasi.
Marwan menambahkan bahwa sebagai menteri yang mengurus desa tentu tidak akan tinggal diam bila di negara dengan sumber daya alam yang kaya seperti Indonesia, ternyata masih ada desa yang rawan pangan.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015
Tags: