Semarang (ANTARA News) - Sektor kemaritiman membuka peluang kerja yang sangat besar, terutama pelaut, kata Wakil Direktur I Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) Semarang Ario Hendartono.

"Maritim itu sangat luas. Di bidang transportasi laut saja, ada tiga peluang kerja yang terbuka lebar, yakni nautika, teknika, dan ketatalaksanaan pelayaran niaga (KPN)," katanya di Semarang, Jumat.

Dari pendidikan nautika, kata dia, melahirkan nakhoda-nakhoda unggul, dari teknika dididik ahli-ahli permesinan kapal, sementara dari KPN diarahkan untuk mengurusi ketatalaksanaan niaga di pelabuhan.

Ketiganya, kata pria yang pernah tujuh tahun menjadi pelaut itu, sangat berkaitan dan saling melengkapi, sebab nakhoda tanpa didukung ahli permesinan kapal yang andal akan kesulitan, demikian pula KPN.

"Sayangnya, potensi kemaritiman ini belum tergarap maksimal. Indonesia sebagai negara maritim tentu membutuhkan pelaut dalam jumlah yang sangat besar, termasuk pasti adanya regenerasi pelaut," katanya.

Pelaut, kata dia, tidak mungkin selamanya bekerja di laut, sebab suatu ketika pasti akan pensiun, baik karena usia maupun kemapanan ekonomi, mengingat gaji yang sangat besar bekerja sebagai pelaut.

"Pelaut-pelaut tua akan digantikan pelaut muda, demikian seterusnya. Pasti begitu sebagai bentuk atau proses regenerasi. Berarti, kebutuhan tenaga-tenaga pelaut ini terus terbuka sepanjang tahun," katanya.

Makanya, kata dia, Indonesia akan terus membutuhkan pelaut-pelaut andal untuk mengelola potensi kemaritiman yang dimiliki, baik untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri.

"Sebagai contoh, selama ini taruna lulusan Polimarin Semarang sudah dipesan oleh perusahaan-perusahaan berskala internasional di luar negeri begitu lulus. Kebanyakan perusahaan di Eropa," katanya.

Menurut dia, kebutuhan tenaga pelaut sekarang ini memang masih sangat besar, termasuk di luar negeri sehingga banyak lulusan-lulusan yang mengincar perusahaan asing karena gaji yang ditawarkan tinggi.

"Memang, perkembangan kemaritiman Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. Padahal, Indonesia merupakan negara maritim dengan dua pertiga wilayahnya merupakan perairan," tukasnya.

Makanya, Ario mengatakan pihaknya sangat mendukung program Presiden Joko Widodo yang salah satunya memprioritaskan pengembangan sektor kemaritiman, namun perlu difokuskan karena kemaritiman sangat luas.