Oslo (ANTARA News) - Pendinginan alami Samudra Pasifik berkontribusi pada pelambatan pemanasan global dalam dekade terakhir namun jeda itu kemungkinan tidak akan bertahan lebih lama, kata ilmuwan Amerika Serikat, Kamis (26/2).

Pelambatan laju kenaikan suhu, dari peningkatan lebih cepat tahun 1980-an dan 1990-an, telah membingungkan para ilmuwan karena emisi gas rumah kaca penjebak panas dari pabrik-pabrik, pembangkit listrik dan mobil-mobil telah mencapai rekor tertinggi.

Memahami pelambatan sangat penting untuk memproyeksikan penghangatan masa depan dan untuk menyepakati pengendalian emisi yang dikaitkan dengan gelombang panas, banjir dan kenaikan permukaan laut oleh para ilmuwan.

Hampir 200 negara akan menyepakati kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperlambat perubahan iklim di Paris, Prancis, Desember mendatang.

Meneliti temperatur Samudra Pasifik dan Atlantik kembali ke tahun 1850, para ilmuwan mengatakan bahwa fase dingin di Pasifik dalam beberapa tahun terakhir menjelaskan jeda pemanasan.

Menggabungkan tren dari kedua samudra itu terlihat "menghasilkan pelambatan atau 'jeda palsu' penghangatan dalam dekade terakhir", tulis tiga ilmuwan dalam jurnal Science.

"Tampaknya Pasifik adalah sungai utama dari kedua samudra dalam menutupi pemanasan," kata Michael Mann, salah satu penulis hasil studi dan profesor meteorologi di Pennsylvania State University.

"Atlantik adalah pemain minor sekarang," katanya kepada kantor berita Reuters.

Hasil studi itu menyatakan bahwa jeda penghangatan itu tidak mungkin bertahan. Sejalan dengan variasi pola dari sejarah masa lalu, tren itu tampaknya akan berbalik dan menambah pemanasan akibat ulah manusia dalam dekade-dekade mendatang.

Tahun 2013, panel ilmuwan iklim PBB menyatakan jeda penghangatan terjadi karena faktor-faktor seperti perubahan panas laut, erupsi vulkanik dan penurunan daya matahari dalam siklus 11 tahun.

"Pelambatan dalam penghangatan mungkin merupakan kombinasi dari beberapa faktor berbeda," kata Mann.

Bahkan meskipun kecepatan peningkatan temperatur telah melambat, tahun lalu adalah tahun paling hangat sejak pencatatan dimulai pada abad ke-19 menurut organisasi meteorologi dunia (World Meteorological Organization/WMO).

Panel PBB menyatakan kemungkinannya setidaknya 95 persen bahwa penghangatan yang terjadi sejak tahun 1950 terjadi akibat ulah manusia. Tapi jajak pendapat menunjukkan bahwa banyak yang menduga variasi alamiah lah penyebabnya, membuat kesepakatan tentang solusi sulit dicapai.