Gorontalo (27/2) - Percayakah Anda, wisatawan asal Prancis bernama Allan (70) ini sudah hampir seratus kali menyelam di Gorontalo? Ia melakukannya hanya dalam tiga kali kunjungannya ke daerah itu sejak dua tahun lalu.

"Gorontalo adalah tempat menyelam terbaik di Pulau Sulawesi," ujar Allan.

Ia menemukan "surga tersembunyi" di daerah tersebut secara tak sengaja, karena niat awalnya hanya untuk transit sebelum melancong ke Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah.

Tak disangka, dalam kunjungan pertamanya pria tersebut menyelam sebanyak 40 kali di sejumlah spot. Tak puas dengan pengalaman seru yang dialaminya, ia kembali mendatangi Gorontalo dan berhasil menyelam sebanyak 30 kali pada kunjungan keduanya.

"Kali ini adalah kunjungan ketiganya, dia sudah lima hari berada di sini dan telah menyelam sebanyak 16 kali. Saya sendiri belum tahu kali ini dia akan menyelam berapa banyak lagi," ujar seorang pemandu selam dari Miguels Diving, Yunis Amu (36).

Miguels Diving merupakan jasa operator menyelam yang setia menemani penyelaman Allan sejak awal. Setidaknya, ada empat alasan mengapa Allan begitu tergila-gila pada alam bawah laut di Gorontalo ini.

Pertama, karena memiliki titik selam yang bervariasi. Yunis mengungkapkan, Allan tergila-gila dengan keindahan laut Gorontalo yang memiliki puluhan titik penyelaman dengan ciri khas yang tidak ditemukan di daerah lain.

"Apalagi saat menyelam kemarin, Allan bertemu hiu paus yang berputar-putar selama satu jam di depannya. Dia puas," katanya.

Keindahan bawah laut Gorontalo ini dinilai spektakuler. Dari ratusan titik penyelaman yang bisa dinikmati, baru 38 di antaranya yang telah diberi nama. Miguels Diving merupakan salah satu pihak yang berjasa dalam menemukan dan memberi nama titik-titik tersebut. Setiap titik diberi nama sesuai dengan ciri khasnya.

Perairan yang tenang karena tidak berarus, menjadi garansi utama bagi wisatawan yang gemar menyelam dalam (deep dive). Menyelam dalam bisa dilakukan hampir di semua titik di perairan itu.

Pengalaman seru "cave dive" bisa dinikmati saat menyelam di Gua Jin, Taman Laut Olele di Kabupaten Bone Bolango. Gua Jin merupakan tebing karang yang terbelah membentuk sejumlah gua dengan ukuran berbeda-beda. Suasana misterius dengan keragaman biota lautnya membuat titik ini menjadi salah satu favorit penyelam domestik dan mancanegara.

"Tamu Migules Diving 60 persen berasal dari Jakarta, sisanya adalah wisatawan asal Eropa dan Asia. Hampir semua tamu kami menyatakan Gua Jin sangat memesona," ujar Yunis.

Bagi fotografer bawah air yang senang memburu foto beragam jenis kuda laut, nudibranch, octopus hingga ikan frog, tersedia titik yang tak kalah dengan di Lembeh, Sulawesi Utara.

Gorontalo juga memiliki tiga titik penyelaman bangkai kapal tenggelam (wreck dive), yakni di lokasi tenggelamnya kapal kargo Jepang dan kapal Portugis di Kota Gorontalo, serta titik yang baru ditemukan, yakni bangkai kapal yang terletak di Kabupaten Bone Bolango.

Instruktur selam di Gorontalo, Wawan Iko mengungkapkan bahwa daerah tersebut juga menjadi destinasi bagi penyelam yang ingin mengayuh kaki kataknya di sisi tebing karang yang menjulang kokoh.

"Dinding ini menjadi salah satu dari sekian daya tarik Gorontalo. Sangat khas dan ini yang membedakannya dengan destinasi diving lainnya di Indonesia," kata pria yang menyelam sejak tahun 2003 di daerah tersebut.

Alasan kedua, mudah diakses. "Menyelam di Gorontalo tidak boros waktu dan uang," kata intruktur selam dari "National Association of Underwater Instructors" (NAUI) Ajie Oye, saat menyelam di daerah tersebut beberapa waktu lalu.

Puluhan titik terkenal bisa dijangkau hanya sekitar 15 hingga 60 menit perjalanan dari pusat Kota Gorontalo. Dengan kemudahan akses tersebut, penyelam yang datang dari luar daerah maupun negara lain bisa menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan pun bisa ditekan.

"Dalam sehari, kami bisa diving di tiga sampai empat lokasi karena semua berdekatan. Saya sering bawa tamu ke sini sejak tahun 2002. Bagi saya Gorontalo adalah tempat yang nyaman untuk diving," kata Ajie yang juga bergelut di bisnis jasa pemandu selam itu.

Ketiga, terumbu karang raksasa. Kusbian Indradi, dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, mengatakan wilayah pesisir pantai selatan daerah itu memiliki topografi pantai dan perairan laut dalam. Dengan kondisi itu, maka hampir sepanjang tahun dapat ditemui ikan-ikan besar serta gerombolan ikan (fish schooling) pelagik.

Selain itu, letak perairan Gorontalo yang termasuk dalam area Segi Tiga Terumbu Karang dihuni oleh lebih dari 500 jenis terumbu karang keras.

Banyak terumbu karang menyerupai meja besar terhampar di dasar laut dengan tutupan karang yang padat, tanpa patahan. Yang paling terkenal adalah sejumlah karang raksasa jenis Petrosia lignosa atau dikenal dengan sponge Salvador Dali. Sponge ini menjadi incaran utama para fotografer bawah laut dalam dan luar negeri.

"Perairan ini juga memiliki kejernihan air yang tinggi dan bahkan jarak pandang di sejumlah titik bisa lebih dari 40 meter. Karakter seperti ini tentu sangat membahagiakan penyelam," ujar penyelam senior tersebut.

Alasan keempat adalah perairannya yang tenang. Menyelam di daerah ini bisa dilakukan hampir sepanjang tahun. Meski demikian, musim terbaik untuk menyelam di Gorontalo adalah bulan November hingga Januari.

"Jika di daerah lain pusat penyelaman semua tutup karena cuaca yang ekstrim, justru pada saat itu Gorontalo menjadi tempat paling aman untuk menyelam di Indonesia. Kami kebanjiran pengunjung di musim ini dan jumlahnya meningkat tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya," tutur Yunis.