Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam untuk menyikapi perbedaan Sunni dan Syiah dengan arif.

Ia mengakui bahwa diskursus yang mengangkat perbedaan Sunni – Syiah belakangan meningkat, sesuatu yang tidak ditemui 5-10 tahun lalu.

“Kita harus menyikapi fenomena ini dengan arif. Jangan sampai kita diadu dan dibenturkan dengan saudara sesama Muslim,” harap Menag usai menjadi Narasumber pada Mudzakarah Perhajian di Jakarta, seperti dikutip laman kemenag.go.id, Kamis (26/2/2015).

Menurutnya, pertentangan yang terjadi di Timur Tengah sungguh memprihatinkan. Pasalnya, umat, dengan syahadat yang sama dan Muhammad sebagai Rasulnya, karena berbeda faham justru saling menumpahkan darah. “Jika kita salah sikap, pertumpahan darah itu, berpeluang terjadi di negeri tercinta ini,” tuturnya.

Menag sadar bahwa Indonesia memang tidak bisa disamakan dengan negara-negara di Timur Tengah, karena mempunyai dasar negara yang berbeda. Namun demikian, lanjut Menag, apakah perbedaan itu harus dilanjutkan dengan saling mengkafir-kafirkan, lalu saling membunuh?

“Hal ini perlu kita sikapi bersama. Kami membutuhkan masukan dan arahan para ulama, agar apa yang terjadi di Timur Tengah, tidak terjadi di Indonesia,” harapnya.