Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan pelatihan angkatan laut bersama menjelang peluncuran pelatihan militer besar-besaran pekan depan, yang membuat marah Korea Utara.

Pelatihan bersama itu melibatkan 10 kapal perang Korea Selatan, yang didukung beberapa pesawat pengintai dan helikopter, serta sebuah kapal perusak Aegis dan helikopter Sea Hawk milik Amerika Serikat, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Jumat.

"Pelatihan itu untuk meningkatkan kemampuan gerakan dan meningkatkan kemampuan pertahanan bersama dua negara bersekutu tersebut," kata juru bicara itu.

Pelatihan angkatan laut bersama itu adalah awal dari pelatihan militer bersama tahunan Foal Eagle selama delapan pekan, yang dimulai pada Senin dan melibatkan pelatihan angkatan udara, darat, laut dengan sekitar 200.000 tentara Korsel dan 3.700 tentara AS.

Selain itu, latihan militer bersama melalui simulasi komputer selama seminggu, Key Resolve, juga akan berlangsung pada Senin.

Latihan militer tahunan Korsel-AS merupakan sumber abadi ketegangan antara kedua negara semenanjung Korea itu.

Pemerintah Korsel dan AS bersikeras bahwa latihan militer bersama yang mereka lakukan pada dasarnya bersifat defensif, tetapi latihan itu seringkali dikecam oleh Pemerintah Korut karena dianggap sebagai latihan provokatif untuk invasi.

Pihak Korea Utara telah menawarkan moratorium uji coba nuklir jika latihan militer gabungan Korsel-AS tahun ini dibatalkan - suatu tawaran yang ditolak oleh pihak AS karena dinilai sebagai "ancaman implisit" untuk melakukan uji coba nuklir keempat.

Pada Selasa lalu, surat kabar milik partai komunis yang berkuasa di Korea Utara, Rodong Sinmun, mengatakan keputusan pihak Korsel dan AS untuk melanjutkan latihan militer bersama itu telah efektif "membunuh" kesempatan untuk melanjutkan dialog dengan pihak Korut.

"Hal yang masih harus dilakukan adalah bereaksi secara militer terhadap AS, sambil meningkatkan pencegahan perang dengan maksimal," kata surat kabar itu.
(Y012/B002)