Jakarta (ANTARA News) - PT Pupuk Indonesia Grup mengatakan akan mengembangkan instalasi pengolahan gas batu bara Twin IHI Gasifier (Tigar) menjadi 60 kali lebih besar untuk mengimbangi kebutuhan amonia yang semakin tinggi di Indonesia.

"Kita butuh instalasi yang bisa memproduksi 3.000 ton, di Karawang hanya 50 ton/hari. Jadi nanti akan kita perbesar 60 kali ukuran yang sekarang," kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Grup Arifin Tasrif, di Karawang, Kamis.

Untuk aspek harga, Arifin berpendapat bahwa pemanfaatan gas dari batu bara berkalori rendah untuk kebutuhan industri jauh lebih efisien dibanding penggunaan Liqufied Natural Gas (LNG).

Ia memperkirakan kebutuhan gas sebagai bahan baku pupuk akan meningkat 1,5 kali lipat dari kebutuhan saat ini yang mencapai 700--800 MMSCFD.

"Jika dihitung, pada tahun 2050 kita akan membutuhkan existing gas sebesar itu. Dan itu hanya untuk kebutuhan pupuk saja, belom termasuk yang lain. Makanya kita berupaya mencari alternatif bahan baku gas lain," tukas Arifin menambahkan.

Sebelumnya, Deputi Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kemnterian ESDM Montty Girianna mengatakan, Tigar akan menjalani masa riset dan evaluasi selama dua tahun ke depan.

"Dua tahun ke depan akan kita fokuskan untuk riset, lalu dievaluasi terus bagaimana kinerjanya. Jika berjalan baik akan kita lanjutkan ke arah komersil," ujar Montty menjelaskan.

Apabila masa riset dan evaluasi telah selesai, maka instalasi tersebut akan dikembangkan di wilayah penghasil batu bara dengan kapasitas yang jauh lebih besar, ujarnya.