Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai selama ini Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang lahir karena Reformasi 1998 telah kehilangan jati diri sebagai partai yang memiliki cita-cita dan semangat perubahan.
Ketika menjawab pertanyaan pers di Jakarta, Kamis, Siti mengatakan, PAN sebagai partai reformis tidak cukup kokoh untuk melakukan perubahan terutama mengenai pemberantasan KKN.
Ketika menanggapi kandidat calon Ketua Umum antara Zulkifli Hasan dengan Hatta Rajasa, ia menjelaskan sosok Zukifli Hasan sebagai tokoh politik yang terbuka dan fleksibel. Sedangkan Hatta Rajasa harus bisa membuktikan terlebih dahulu apakah PAN menjadi bayang-bayang Partai Demokrat atau tidak.
"Kedua sosok ini cukup baik tapi yang dibutuhkan PAN adalah yang bisa mengakomodir kepentingan rakyat bukan kepentingan pihak lain atau partai lain," ujarnya.
Siti Zuhro juga mengingatkan dalam kongres di Bali, 28 Fabruari-2 Maret mendatang PAN tidak hanya sibuk dengan pemilik suara belaka melainkan juga bisa melihat bahwa apa yang terjadi di acara tersebut juga disaksikan oleh masyarakat luas.
“Untuk itu para pemilik suara dalam konggres harus lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dalam memilih nahkoda mereka. Jangan sampai Ketum PAN mendatang tidak bisa mengembalikan semangat reformasi seperti mendukung upaya penegakan hukum yang tidak pandang bulu," katanya.
Sementara itu,Ketua DPD PAN Kabupaten Cilacap Muharno Fauzi mengungkapkan, PAN sebagai salah satu partai besar di Indonesia harus bisa menjaga independensinya dari kekuatan partai lain.
Independensi sangat penting bagi arah dan gerak sebuah partai politik untuk merangkul suara rakyat dalam jumlah besar. Muharno merasa di era kepemimpinan sekarang tampak PAN berada di bayang-bayang kekuatan partai lain seperti Demokrat.
Pada kesempata terpisah, Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy membantah raihan suara partainya anjlok pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 karena berada di bawah bayang Partai Demokrat (PD).
Tjatur menyebutkan ada dua fakta yang PAN tidak berada di bawah eksistensi partai lain khususnya Partai Demokrat.
Pertama perolehan suara PD naik tajam 156 persen pada Pemilu 2009 namun menurun drastis sekitar 41,3 persen pada Pemilu 2014. Sedangkan raihan suara PAN menurun sekitar 14,4 persen pada Pemilu 2009, namun meningkat 53 persen pada Pemilu 2014.
Pengamat nilai PAN kehilangan jati diri
26 Februari 2015 22:29 WIB
Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: