Purbalingga tawarkan wisata "trekking" Bukit Njelir
25 Februari 2015 22:32 WIB
ilustrasi Wisata Gunung Halimun Salak Sejumlah wisatawan berjalan di atas Canopy Trail (Jembatan Gantung) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Cikaniki, Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/10). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Purbalingga (ANTARA News) - Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menawarkan paket wisata ekstrem berupa "trekking" Bukit Njelir.
"Bukit Njelir berada di perbatasan Kabupaten Purbalingga dan Pemalang. Udara di Bukit Njelir sangat sejuk dan pemandangannya indah sehingga akan mampu menutup lelahnya perjalanan wisata atau trekking," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga Prayitno di Purbalingga, Rabu.
Kendati berada di perbukitan, dia mengatakan bahwa perjalanan wisata atau "trekking" Bukit Njelir tetap aman dan nyaman karena dipandu oleh pramuwisma berpengalaman.
Dalam hal ini, kata dia, paket wisata petualangan berupa "trekking" Bukit Njelir dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lawa Mandiri, Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, yang bermarkas di kompleks Gua Lawa.
"Bahkan, di Bukit Njelir, kita juga bisa menikmati keindahan sunrise (matahari terbit) dengan lebih menantang dan lebih menarik dibanding dua lokasi untuk menyaksikan sunrise lainnya yang sudah terkenal, yakni di Gunung Bromo, Jawa Timur, dan Sikunir, Dataran Tinggi Dieng," katanya.
Selain menyaksikan matahari terbit, kata dia, wisatawan juga dapat menikmati keindahan Gunung Slamet.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Lawa Mandiri Partomo mengatakan bahwa untuk bisa menjangkau Bukit Njelir, wisatawan harus berjalan kaki sekitar 45 menit hingga satu jam yang dimulai dari kompleks Gua Lawa.
Selama perjalanan, lanjut dia, wisatawan dapat menyaksikan hamparan hijau pepohonan dan menikmati sejuknya udara khas pegunungan sehingga dapat menghilangkan kepenatan saat menuju ke Bukit Njelir.
"Rute yang ditempuh melalui jalur Watu Gede Sena-Bukit Kelir-Persil. Jika perjalanan diawali pada siang hari, wisatawan harus menginap di perbukitan agar bisa menyaksikan sunrise," katanya.
Menurut dia, lokasi untuk menginap berada di Pos II yang memiliki area cukup luas dengan hamparan rumput ilalang.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa paket wisata "trekking" Bukit Njelir ditawarkan dengan harga Rp180 ribu per orang.
"Jumlah minimal lima orang," katanya.
Ia mengatakan bahwa biaya tersebut sudah termasuk pengangkut barang (porter), tenda, matras, dua kali makan, dokumentasi, dan obat-obatan.
Menurut dia, pihaknya juga menawarkan paket "Blank", yakni paket kesepakatan atau disesuaikan atas permintaan wisatawan dengan biaya menyesuaikan kondisi.
"Paket Blank biasanya untuk wisatawan yang menginap beberapa hari di Desa Siwarak," katanya.
"Bukit Njelir berada di perbatasan Kabupaten Purbalingga dan Pemalang. Udara di Bukit Njelir sangat sejuk dan pemandangannya indah sehingga akan mampu menutup lelahnya perjalanan wisata atau trekking," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga Prayitno di Purbalingga, Rabu.
Kendati berada di perbukitan, dia mengatakan bahwa perjalanan wisata atau "trekking" Bukit Njelir tetap aman dan nyaman karena dipandu oleh pramuwisma berpengalaman.
Dalam hal ini, kata dia, paket wisata petualangan berupa "trekking" Bukit Njelir dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lawa Mandiri, Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, yang bermarkas di kompleks Gua Lawa.
"Bahkan, di Bukit Njelir, kita juga bisa menikmati keindahan sunrise (matahari terbit) dengan lebih menantang dan lebih menarik dibanding dua lokasi untuk menyaksikan sunrise lainnya yang sudah terkenal, yakni di Gunung Bromo, Jawa Timur, dan Sikunir, Dataran Tinggi Dieng," katanya.
Selain menyaksikan matahari terbit, kata dia, wisatawan juga dapat menikmati keindahan Gunung Slamet.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Lawa Mandiri Partomo mengatakan bahwa untuk bisa menjangkau Bukit Njelir, wisatawan harus berjalan kaki sekitar 45 menit hingga satu jam yang dimulai dari kompleks Gua Lawa.
Selama perjalanan, lanjut dia, wisatawan dapat menyaksikan hamparan hijau pepohonan dan menikmati sejuknya udara khas pegunungan sehingga dapat menghilangkan kepenatan saat menuju ke Bukit Njelir.
"Rute yang ditempuh melalui jalur Watu Gede Sena-Bukit Kelir-Persil. Jika perjalanan diawali pada siang hari, wisatawan harus menginap di perbukitan agar bisa menyaksikan sunrise," katanya.
Menurut dia, lokasi untuk menginap berada di Pos II yang memiliki area cukup luas dengan hamparan rumput ilalang.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa paket wisata "trekking" Bukit Njelir ditawarkan dengan harga Rp180 ribu per orang.
"Jumlah minimal lima orang," katanya.
Ia mengatakan bahwa biaya tersebut sudah termasuk pengangkut barang (porter), tenda, matras, dua kali makan, dokumentasi, dan obat-obatan.
Menurut dia, pihaknya juga menawarkan paket "Blank", yakni paket kesepakatan atau disesuaikan atas permintaan wisatawan dengan biaya menyesuaikan kondisi.
"Paket Blank biasanya untuk wisatawan yang menginap beberapa hari di Desa Siwarak," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: