Logo baru Yogyakarta diyakini mampu dongkrak wisata
25 Februari 2015 15:46 WIB
Ilustrasi - nSejumlah peserta beraksi saat mengikuti pawai budaya di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta, Selasa (7/10/2014). (ANTARA FOTO/Regina Safri)
Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta meyakini logo dan tagline baru Yogyakarta yaitu "Jogja Istimewa" akan mampu mendongkrak perkembangan wisata di wilayah tersebut.
"Logo dan tagline baru tersebut akan mendukung pengembangan wisata khususnya wisata budaya yang selama ini menjadi andalan Yogyakarta," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pihaknya akan membantu sosialiasasi logo dan slogan baru tersebut dengan mencetaknya di kalender wisata Kota Yogyakarta dan di selebaran-selebaran informasi wisata Yogyakarta.
"Kami tentunya siap membantu sosialisasi. Tetapi, untuk detailnya, kami masih menunggu peluncuran resmi logo tersebut," kata Eko.
Logo baru yang akan menggantikan logo dan slogan lama "Jogja Never Ending Asia" tersebut akan diluncurkan secara resmi pada 7 Maret di Pagelaran Keraton Yogyakarta.
Peluncuran resmi logo tersebut akan dikemas melalui kegiatan "pisowanan" agung rakyat Yogyakarta yang diberi tema "Jogja Gumregah". Di dalam kegiatan itu, akan dilakukan pawai budaya dan pertunjukan kesenian di Pagelaran Keraton Yogyakarta.
Eko mengatakan, Kota Yogyakarta akan mengirim lima kelompok kesenian untuk berpartisipasi dalam kegiatan peluncuran logo tersebut, di antaranya kesenian tek-tek, hadrah, dan samrah.
Satu kelompok kesenian terdiri dari 50 orang. "Mereka tidak hanya ikut kirab budaya saja, tetapi juga tampil dalam pertunjukan kesenian," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap, logo dan slogan baru "Jogja Istimewa" tersebut bisa semakin meningkatkan semangat masyarakat Yogyakarta di dalam seluruh aspek kehidupan.
"Logo itu diharapkan menjadi perwujudan bahwa masyarakat Yogyakarta memiliki semangat yang sama untuk terus menjadikan wilayahnya sebagai wilayah yang istimewa di seluruh bidang kehidupan," katanya.
Semangat keistimewaan itu, lanjut Haryadi, tidak hanya dilihat dari daerahnya saja, tetapi juga dari unsur lain seperti manusianya dan layanan dari birokrasinya.
"Pegawai pemerintah harus memiliki semangat kerja dan pelayanan yang istimewa. Program dan kebijakannya pun istimewa," katanya.
"Logo dan tagline baru tersebut akan mendukung pengembangan wisata khususnya wisata budaya yang selama ini menjadi andalan Yogyakarta," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pihaknya akan membantu sosialiasasi logo dan slogan baru tersebut dengan mencetaknya di kalender wisata Kota Yogyakarta dan di selebaran-selebaran informasi wisata Yogyakarta.
"Kami tentunya siap membantu sosialisasi. Tetapi, untuk detailnya, kami masih menunggu peluncuran resmi logo tersebut," kata Eko.
Logo baru yang akan menggantikan logo dan slogan lama "Jogja Never Ending Asia" tersebut akan diluncurkan secara resmi pada 7 Maret di Pagelaran Keraton Yogyakarta.
Peluncuran resmi logo tersebut akan dikemas melalui kegiatan "pisowanan" agung rakyat Yogyakarta yang diberi tema "Jogja Gumregah". Di dalam kegiatan itu, akan dilakukan pawai budaya dan pertunjukan kesenian di Pagelaran Keraton Yogyakarta.
Eko mengatakan, Kota Yogyakarta akan mengirim lima kelompok kesenian untuk berpartisipasi dalam kegiatan peluncuran logo tersebut, di antaranya kesenian tek-tek, hadrah, dan samrah.
Satu kelompok kesenian terdiri dari 50 orang. "Mereka tidak hanya ikut kirab budaya saja, tetapi juga tampil dalam pertunjukan kesenian," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap, logo dan slogan baru "Jogja Istimewa" tersebut bisa semakin meningkatkan semangat masyarakat Yogyakarta di dalam seluruh aspek kehidupan.
"Logo itu diharapkan menjadi perwujudan bahwa masyarakat Yogyakarta memiliki semangat yang sama untuk terus menjadikan wilayahnya sebagai wilayah yang istimewa di seluruh bidang kehidupan," katanya.
Semangat keistimewaan itu, lanjut Haryadi, tidak hanya dilihat dari daerahnya saja, tetapi juga dari unsur lain seperti manusianya dan layanan dari birokrasinya.
"Pegawai pemerintah harus memiliki semangat kerja dan pelayanan yang istimewa. Program dan kebijakannya pun istimewa," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: