Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 100 pemuda berprestasi berusia 18-25 tahun dari negara ASEAN dan Jepang akan saling berbagi pengalaman, pikiran dan pemahaman untuk membangun kerjasama kedua belah pihak dalam forum ASEAN-JAPAN Youth Forum (AJFY).

"Mustahil kerjasama ASEAN dapat langgeng tanpa dukungan dari kalangan pemuda," kata Direktur Kerja Sama Fungsional ASEAN Kementerian Luar Negeri J.S. George Lantu dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, jalinan komunikasi dan pertemanan yang terbina di masa muda akan mempererat ikatan hubungan antar pemimpin di masa depan.

Kemenlu menaruh perhatian khusus terhadap upaya-upaya yang menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat khususnya pemuda terhadap isu kerjasama ASEAN.

Kegiatan yang mengangkat tema "The Role of Youth on Strengthening ASEAN-Japan Partnership toward ASEAN Community 2015" akan dilaksanakan pada 4-7 Maret di Bengkulu.

Mereka akan mengikuti serangkaian kegiatan seperti forum sharing, presentasi pemuda masing-masing negara, diskusi fokus kelompok dan diskusi kerja kelompok.

Founder dari Indonesian Student Youth Forum A Fajar Kurniawan selaku penyelenggara kegiatan mengatakan, hubungan kemitraan negara ASEAN dan Jepang dipandang terlalu terpusat pada level elite dan kurang sosialisasi pada akar rumputnya, terutama kurangnya jumlah pemuda yang berpartisipasi.

"Pemuda pada dasarnya adalah organ inti dari sebuah negara, dan jika pemuda kuat, maka kuatlah sebuah negara. Oleh karena itu sudah saatnya para pemuda bisa berkontribusi lebih nyata," katanya.

25 orang dari seluruh peserta berasal dari Indonesia, dan sisanya dari Brunei Darussalam, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan Jepang. Mereka telah terpilih dari 1.186 orang yang mendaftar secara online.