Pekanbaru (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Riau menggelar aksi "Koin untuk Abbot" di Kota Pekanbaru, Rabu, yang merupakan bentuk keprihatinan terhadap pernyataan Perdana Menteri Australia Tonny Abbot beberapa waktu lalu terkait bantuan untuk tsunami Aceh dalam upaya penghentian eksekusi mati dua warga negaranya dalam kasus narkoba.

"Tidak seharusnya nyawa warga Australia yang memberi bantuan di Aceh dibarter dengan nyawa dua warga Australia yang akan menjalani hukuman mati karena melakukan kejahatan yang serius di Indonesia," kata kordinator umum aksi, Abdul Kodir.

Dengan membawa spanduk besar bertuliskan kecaman terhadap pernyataan Tonny Abbot, para mahasiswa melakukan aksi jalan kaki dari Perpustakaan Daerah Soeman HS menuju bundaran patung Zapin di depan kantor Gubernur Riau di Jalan Jenderal Sudirman. Beberapa mahasiswa dengan membawa kardus kosong mendatangi para pengendara di lampu merah yang sukarela memberikan koin untuk aksi tersebut. Mahasiswa mengatakan koin tersebut akan dikumpulkan dengan aksi serupa di seluruh penjuru daerah untuk mengembalikan bantuan Australia untuk tsunami Aceh.

"Kami menuntut Presiden Joko Widodo untuk menentukan sikap yang tegas untuk memutus hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia, apabila mereka tetap bersikukuh mengintervensi kedaulatau hukum NKRI atas rencana eksekusi mati dua warga negaranya," katanya.

Kemudian, mahasiswa juga mendesak PM Tonny Abbot menarik pernyataannya dan meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya rakyat Aceh.

"Selain itu, kami meminta presiden bersikap tegas untuk tetap mengeksekusi mati dalam waktu secepatnya, dan bukan hanya terhadap dua WN Australia tapi juga semua terpidana mati kasus narkoba," lanjut Abdul Kodir.

Ia mengatakan, mahasiswa menilai Tonny Abbot selaku PM Australia telah memberi persepsi yang salah terhadap bantuan yang diberikan saat bencana tsunami di Aceh dengan mengaitkannya dengan keinginan pemerintah Negeri Kangguru agar eksekusi mati dua warganya dibatalkan. Komentar Tonny Abbot untuk melindungi dua terpidana mati kasus narkoba "Bali Nine" tersebut telah menimbulkan reaksi kecaman di sejumlah daerah di Indonesia.

Menurut dia, hal ini membuat Australia seperti tidak tulus dan ikhlas dalam menyampaikan bantuan, dan diberikan seolah untuk menciptakan ketergantungan Indonesia terhadap Australia. Saat ini ketika ada kepentingan Australia terusik, maka ketergantungan itu digunakan untuk menekan pemerintah Indonesia.

"Selain itu, hubungan bilateral Indonesia dan Australia akan memburuk lantaran adanya ancaman boikot pariwisata ke Bali dan mengungkit bantuan tsunami Aceh. Sikap Australia, tidak sesuai dengan asas nonintervensi dalam hubungan diplomatik," katanya.