Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta mengkaji kemungkinan menerapkan kebijakan satu hari berbahasa Jawa dengan kaidah yang baik dan benar bagi seluruh pegawai di lingkungan pemerintah daerah setempat.

"Masih dalam tahap kajian. Kajian ini harus didasarkan pada penggunaan Bahasa Jawa yang baik dan benar, tidak hanya bahasa untuk percakapan sehari-hari," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kajian penerapan satu hari berbahasa Jawa tersebut merupakan pengembangan dari kebijakan penggunaan pakaian adat gaya Yogyakarta bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta pada setiap Kamis Pahing. Kebijakan itu sudah berjalan sejak 2014.

Meski pun baru dilakukan kajian, namun Haryadi meminta seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk memperdalam dan mempelajari kembali penggunaan Bahasa Jawa yang baik dan benar.

Ia pun meminta pakar dan guru Bahasa Jawa di Kota Yogyakarta bisa berperan dalam melestarikan bahasa tersebut, dengan menulis buku tentang penggunaan Bahasa Jawa yang baku.

"Bahasa Jawa itu memiliki banyak tingkatan yang disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi, sehingga perlu dipelajari kembali secara lebih dalam agar pilihan bahasa yang digunakan tepat," katanya.

Jika kebijakan penggunaan Bahasa Jawa pada hari-hari tertentu tersebut sudah ditetapkan secara resmi, Haryadi mengatakan bahwa kewajiban tersebut tidak hanya menyasar kepada pegawai pemerintah, tetapi juga bisa melebar ke masyarakat.

"Saya berharap, pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta bisa memberikan contoh terlebih dulu kepada masyarakat," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana mengatakan, sekolah di wilayah tersebut sudah memasukkan pendidikan Bahasa Jawa dalam kurikulum pembelajaran.

"Pendidikan tersebut masuk dalam materi muatan lokal wajib di sekolah," katanya yang menyebut pendidikan Bahasa Jawa menjadi salah satu pintu pendidikan karakter bagi pelajar Yogyakarta.

Edy mengatakan kebijakan serupa pernah dijalankan beberapa tahun lalu yaitu dalam program "Dinten Bahasa Jawi" (hari berbahasa Jawa) setiap Sabtu.

"Jika program itu dijalankan kembali, maka kami siap menerapkannya, termasuk kepada pelajar," katanya.