Korban kebakaran Jakpus mengungsi ke bawah jembatan
23 Februari 2015 18:35 WIB
ilustrasi Dua anak melintasi sisa kebakaran di pemukiman Bantaran Waduk Pluit Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (24/9). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Puluhan warga Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat, Senin sore, menyelamatkan diri akibat terjadinya kebakaran yang hingga saat ini masih berlangsung.
Sebagian besar warga, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak mengungsi dengan barang bawaan seadaanya di sepanjang kolong jembatan rel kereta api Stasiun Sawah Besar. Sebagian lainnya berteduh di kantor polisi sub sektor Karang Anyar.
"Belum tahu malam ini kami mengungsi di mana, sementara ya di sini saja berteduh," kata Ifana, salah seorang warga Karang Anyar yang rumahnya terbakar.
Ifana dan adiknya mengungsi di emperan kantor polisi Karang Anyar sementara ayah dan ibunya berada di lokasi kebakaran berusaha menyelamatkan sisa barang yang ada.
Hingga saat ini kebakaran masih belum bisa dipadamkan dan merambah ke RT 8 akibat angin kencang. Sebanyak 27 unit mobil pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan apinyang sudah melalap hingga delapan RT di RW 1, Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat.
Dari pengamatan Antaranews, pemadam kesulitan menjangkau likasi kebakaran karena pemukiman warga yang berada di gang-gang sempit. Petugas pemadam mengambil air dari sungai di dekat stasiun Sawah Besar dengan jarak kira-kira 1 kilo meter, sementara di dalam gang warga berusaha memadamkan api dengan ember.
Beberapa rumah ibadah ikut terbakar dalam insiden tersebut, salah satunya Masjid Ar Rahman di Jalan D dan Wihara Bodhi Darma di RT 8 RW 1, Karang Anyar.
Salah seorang korban yang enggan menyebutkan namanya menduga kebakaran berasal dari rumah kos yang dahulunya adalah pabrik payung.
"Api berasal dari rumah kos yang dulunya pabrik payung itu, kan bangunannya dari triplek, ada yang masak pakai kompor," kata korban tersebut.
Namun hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi penyebab kebakaran yang berlangsung sejak sekitar jam 16.00 WIB itu.
Sebagian besar warga, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak mengungsi dengan barang bawaan seadaanya di sepanjang kolong jembatan rel kereta api Stasiun Sawah Besar. Sebagian lainnya berteduh di kantor polisi sub sektor Karang Anyar.
"Belum tahu malam ini kami mengungsi di mana, sementara ya di sini saja berteduh," kata Ifana, salah seorang warga Karang Anyar yang rumahnya terbakar.
Ifana dan adiknya mengungsi di emperan kantor polisi Karang Anyar sementara ayah dan ibunya berada di lokasi kebakaran berusaha menyelamatkan sisa barang yang ada.
Hingga saat ini kebakaran masih belum bisa dipadamkan dan merambah ke RT 8 akibat angin kencang. Sebanyak 27 unit mobil pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan apinyang sudah melalap hingga delapan RT di RW 1, Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat.
Dari pengamatan Antaranews, pemadam kesulitan menjangkau likasi kebakaran karena pemukiman warga yang berada di gang-gang sempit. Petugas pemadam mengambil air dari sungai di dekat stasiun Sawah Besar dengan jarak kira-kira 1 kilo meter, sementara di dalam gang warga berusaha memadamkan api dengan ember.
Beberapa rumah ibadah ikut terbakar dalam insiden tersebut, salah satunya Masjid Ar Rahman di Jalan D dan Wihara Bodhi Darma di RT 8 RW 1, Karang Anyar.
Salah seorang korban yang enggan menyebutkan namanya menduga kebakaran berasal dari rumah kos yang dahulunya adalah pabrik payung.
"Api berasal dari rumah kos yang dulunya pabrik payung itu, kan bangunannya dari triplek, ada yang masak pakai kompor," kata korban tersebut.
Namun hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi penyebab kebakaran yang berlangsung sejak sekitar jam 16.00 WIB itu.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: