Tomohon (ANTARA News) - Frekuensi kegempaan Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, menurun setelah mengalami peningkatan pada Minggu (15/2) pukul 09.00 WITA.

"Kegempaannya menurun bila dibandingkan dengan beberapa waktu lalu yang mencapai seratusan dalam sehari," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung di Kakaskasen Ferry, Jumat.

Sebagaimana data pos pengamatan gunung api hari ini, pada pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA terekam satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 37 milimeter, enam kali gempa vulkanik dangkal amplitudo 3-5 milimeter serta dua kali gempa embusan yang beramplitudo 20-47 milimeter.

Sementara itu pada enam jam berikutnya, terekam satu kali gempa tektonik jauh serta empat kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 4-18 milimeter.

Sejak kegempaan meningkat Minggu pukul 09.00 WITA hingga Senin pukul 18.00 WITA terekam sebanyak 82 kali gempa vulkanik dalam dan 148 kali gempa vulkanik dangkal.

Ferry menambahkan, saat ini status yang ditetapkan PVMBG Bandung siaga pada level III dengan radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon, sehingga warga termasuk pendaki dianjurkan tidak memasuki radius bahaya yang direkomendasikan tersebut.

"Aktivitasnya vulkaniknya masih tinggi. Sangat diharapkan radius bahaya tersebut dipatuhi," ujarnya.

Status siaga Gunung Lokon sudah berlangsung sejak pertengahan 2011, dan pada periode ini rangkaian letusan sempat terjadi dan mengungsikan warga yang permukimannya masuk kawasan rawan bencana.

Salah satu gunung api aktif di Indonesia ini terakhir meletus pada September 2014, dan pasca-letusan membentuk beberapa kawah baru di rekahan sepanjang 200 meter ke arah barat.