Hidangan ikan saat Imlek tak melulu bandeng
19 Februari 2015 15:55 WIB
Warga menimbang ikan Bandeng ketika membeli dari pedagang musiman di Jalan Rawabelong, Jakarta Barat, Senin (27/1/15). Jelang perayaan Hari Raya Imlek penjualan ikan Bandeng mengalami kenaikan harga berkisar Rp 10.000 - Rp 40.000 menjadi Rp 45.000 - Rp 75 ribu per kilogram. (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)
Jakarta (ANTARA News) - Layaknya ketupat saat Idul Fitri atau Idul Adha, ikan menjadi hidangan khas masyarakat Tionghoa saat merayakan Imlek.
Hanya saja, menurut pengamat kuliner Odilia Winneke, hidangan ikan ini tak terbatas pada bandeng. "Sebenarnya tak terbatas pada ikan bandeng. Semua jenis ikan yang enak seperti salmon, kakap, dan kerapu menjadi sajian wajib imlek," ujar Odilia kepada ANTARA News, di Jakarta, Kamis.
Bahkan, kata Odilia, untuk masyarakat golongan menengah keatas misalnya, hidangan ikan yang disajikan justru bukan bandeng. "Untuk golongan menengah ke atas umumnya mereka menyantap ikan salmon, fillet kerapu, fillet tuna, atau ikan kukus utuh. Justru bukan ikan bandeng," kata dia yang juga sebagai Managing Editor di salah satu media di Indonesia itu.
Menurut dia, hal terpenting ialah ikan yang digunakan haruslah ikan segar. Odilia mengatakan, bagi masyarakat Tionghoa, menghidangkan ikan salah satunya bandeng dalam perayaan Imlek merupakan lambang pengharapan datangnya kelimpahan dan kemakmuran.
"Menyajikan ikan sebagai lambang pengharapan akan datangnya kelimpahan dan kemakmuran. Ini merupakan tradisi dan kepercayaan. Seperti bahasa Mandarin yang memakai huruf kanji yang merupakan bahasa lambang atau simbol. Dalam makanan juga sama," kata dia.
Di samping itu, lanjut dia, dari segi kesehatan, ikan kaya akan lemak omega 3, protein dan sejumlah mineral yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Hanya saja, menurut pengamat kuliner Odilia Winneke, hidangan ikan ini tak terbatas pada bandeng. "Sebenarnya tak terbatas pada ikan bandeng. Semua jenis ikan yang enak seperti salmon, kakap, dan kerapu menjadi sajian wajib imlek," ujar Odilia kepada ANTARA News, di Jakarta, Kamis.
Bahkan, kata Odilia, untuk masyarakat golongan menengah keatas misalnya, hidangan ikan yang disajikan justru bukan bandeng. "Untuk golongan menengah ke atas umumnya mereka menyantap ikan salmon, fillet kerapu, fillet tuna, atau ikan kukus utuh. Justru bukan ikan bandeng," kata dia yang juga sebagai Managing Editor di salah satu media di Indonesia itu.
Menurut dia, hal terpenting ialah ikan yang digunakan haruslah ikan segar. Odilia mengatakan, bagi masyarakat Tionghoa, menghidangkan ikan salah satunya bandeng dalam perayaan Imlek merupakan lambang pengharapan datangnya kelimpahan dan kemakmuran.
"Menyajikan ikan sebagai lambang pengharapan akan datangnya kelimpahan dan kemakmuran. Ini merupakan tradisi dan kepercayaan. Seperti bahasa Mandarin yang memakai huruf kanji yang merupakan bahasa lambang atau simbol. Dalam makanan juga sama," kata dia.
Di samping itu, lanjut dia, dari segi kesehatan, ikan kaya akan lemak omega 3, protein dan sejumlah mineral yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015
Tags: