Denpasar (ANTARA News) - Wisatawan dari Australia yang berada di Bali mengaku tidak setuju dengan isu boikot pariwisata Indonesia yang berkembang di media sosial di negaranya setelah pemerintah menolak memberikan pengampunan kepada dua narapidana mati, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"Saya tidak setuju dengan boikot itu karena saya tetap mencintai Bali," kata Coally Ann ditemui di depan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Denpasar, di Kerobokan, Kabupaten Badung, Selasa.

Senada dengan Coally, Julia Ann yang merupakan saudaranya juga mendukung pariwisata Bali.

"Kami tetap mendukung pariwisata Bali," ucapnya.

Meski demikian, kedua kakak beradik itu mengaku tidak setuju dengan pemberlakuan hukuman mati kepada dua warga negara Australia itu karena alasan kemanusiaan.

"Kami tidak setuju dengan hukuman mati. Itu tidak benar karena mereka manusia," ucapnya.

Meluasnya pemberitaan terkait eksekusi mati kedua narapidana yang ditangkap tahun 2005 karena menyelundupkan heroin seberat 8,2 kilogram itu membuat kedua wisatawan tersebut tertarik mengunjungi lapas terbesar di Denpasar itu.

"Kami mengikuti perkembangan berita yang terjadi sekarang. Kami sangat sedih dengan eksekusi mati itu. Oleh karena itu kami ke sini (ke Lapas)," ucap Julia.

Pemerintah Australia melakukan sejumlah upaya demi membatalkan eksekusi kedua narapidana itu.