Yogyakarta (ANTARA News) - Industri agro dinilai menjadi industri andalan masa depan Indonesia, karena didukung oleh sumber daya alam yang potensial dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan ketahanan.

"Pertumbuhan sektor industri agro sebesar 7,12 persen pada 2014 disumbangkan oleh industri barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 7,33 persen, industri makanan minuman dan tembakau 7,24 persen dan industri kertas dan barang cetakan 6,15 persen," kata Sesditjen Industri Agro Kemenperin, Enny Ratnaningtyas, di Yogyakarta.

Menurut Enny, beberapa kapasitas produksi industri agro merupakan nomor satu dunia, seperti produksi CPO dan CPKO mencapai 31 juta ton, kelapa 3,3 juta ton dan rumput laut 237 ribu ton.

Enny mengatakan, nilai ekspor industri agro pada Januari-Oktober 2014 sebesar 35,41 miliar dollar AS, meningkat signifikan sebesar 31,88 persen dibanding periode yang sama pada 2013.

"Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 35,98 persen terhadap ekspor industri pengolahan nasional," kata Enny.

Kemenperin menggolongkan beberapa prioritas pengembangan industri agro yang berdaya saing kuat, seperti industri berbasis minyak sawit, industri berbasis karet, industri berbasis rumput laut dan industri berbasis pulp dan kertas.

Kemudian, industri yang termasuk berdaya saing moderat adalah industri pengolahan kayu dan rotan, industri kopu, industri pengolahan teh, industri pengolahan kakao dan industri pengolahan ikan.

Sementara itu, industri agro yang termasuk penunjang pangan adalah industri gula berbasis tebu, industri tepung terigu, industri pakan ternak, industri pengolahan susu dan industri pengolahan buah.

"Dan yang termasuk industri yang dikendalikan adalah industri hasil tembakau dan industri minuman beralkohol," tambah Enny.

Menurut Enny, Kemenperin juga akan melakukan hilirisasi industri agro pada industri hilir kelapa sawit, industri pengolahan rotan, industri pulp dan kertas dan industri pengolahan kakao.