Presiden akui pariwisata Indonesia kalah saing
16 Februari 2015 13:48 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) memimpin rapat terbatas kabinet di Istana Bogor, Jabar, Senin (16/2). Rapat tersebut membahas pengembangan pariwisata Indonesia yang saat ini dinilai belum dikembangkan secara maksimal. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengakui sektor pariwisata Indonesia masih kalah bersaing dengan negara lain bahkan di kawasan ASEAN.
"Pariwisata kita kalah saing kalau dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura," kataya ketika membuka rapat terbatas bidang pariwisata di Istana Bogor, Senin.
Hadir pada rapat itu antara lain Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
Selain itu, hadir pula Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Anies Baswedan setelah selesai ratas mengatakan rapat itu hanya murni membahas soal pariwisata dan persoalan yang terkait di dalamnya.
"Karena pariwisata terkait dengan banyak sektor, maka kita duduk bersama untuk memajukan sektor pariwisata kita," katanya.
Sedang, Arief Yahya mengatakan menyambut baik pariwisata dijadikan leading sektor dan seluruh instansi lainnya wajib mendukung.
"Sekarang ketika suatu daerah ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional maka instansi lainnya harus mendukung, misalnya PUPR harus mendukung walaupun itu bukan jalan nasional sehingga diharapkan destinasi wisata kita aksesnya akan semakin baik," katanya.
"Pariwisata kita kalah saing kalau dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura," kataya ketika membuka rapat terbatas bidang pariwisata di Istana Bogor, Senin.
Hadir pada rapat itu antara lain Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
Selain itu, hadir pula Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Anies Baswedan setelah selesai ratas mengatakan rapat itu hanya murni membahas soal pariwisata dan persoalan yang terkait di dalamnya.
"Karena pariwisata terkait dengan banyak sektor, maka kita duduk bersama untuk memajukan sektor pariwisata kita," katanya.
Sedang, Arief Yahya mengatakan menyambut baik pariwisata dijadikan leading sektor dan seluruh instansi lainnya wajib mendukung.
"Sekarang ketika suatu daerah ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional maka instansi lainnya harus mendukung, misalnya PUPR harus mendukung walaupun itu bukan jalan nasional sehingga diharapkan destinasi wisata kita aksesnya akan semakin baik," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: