Jakarta (ANTARA News) - Para perempuan korban kekerasan kini kian berani bersuara untuk menyatakan diri sebagai korban dan mendapatkan bantuan baik advokasi maupun pendampingan.
Hal itu dikemukakan musisi Kartika Jahja yang juga aktif sebagai pegiat gerakan perlawanan kekerasan terhadap perempuan, One Billion Rising Indonesia.
"Dampak yang sangat terasa adalah makin banyak korban yang datang dan mengaku serta berani bersuara bahwa mereka sebagai korban kekerasan terhadap perempuan," kata Kartika, yang telah aktif dalam OBR Indonesia sejak pertama kali muncul di Indonesia sekitar tiga tahun silam, saat ditemui di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu.
Kartika menyebutkan isu-isu kekerasan terhadap perempuan, memang masih kerap dipinggirkan dan dirasa terlalu berat untuk diangkat.
Namun ia mengakui dalam dua hingga tiga tahun terakhir, suara-suara yang menyerukan penghentian tindak kekerasan terdahap perempuan kian banyak.
"Orang-orang yang baru turut bersuara bermunculan, dan itu bukan hanya dari kalangan yang memang dikenal sebagai pegiat anti kekerasan terhadap perempuan.
"Dengan banyaknya bermunculan suara-suara baru, diharapkan juga berengaruh terhadap penurunan angka kekerasan terhadap perempuan," katanya.
Sementara itu, Kartika menyebutkan bahwa meski OBR bukanlah sebuah yayasan yang turut menangani advokasi atau pendampingan hukum bagi korban kekerasan terhadap perempuan, namun berkat kian banyaknya kalangan yang turut ambil bagian dalam isu itu, sebagian relawan biasanya ikut turun untuk melakukan advokasi bagi para korban.
"Saya sendiri pada 2014 lalu ikut menangani enam korban, tidak semuanya di Jakarta ada juga yang di Cirebon," katanya.
Perempuan korban kekerasan kian berani bersuara
14 Februari 2015 22:28 WIB
Ilustrasi-Kampanye melawan kekerasan terhadap perempuan bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, yaitu dengan berdansa. (http://kitabisa.com/1billionrising)
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: