Pertempuran di Ukraina tewaskan 27 orang
14 Februari 2015 08:51 WIB
Presiden Ukraina Petro Poroshenko pada foto 7 Februari 2015 memperlihatkan paspor Rusia untuk membuktikan keberadaan tentara Rusia di Ukraina saat ia menyampaikan pidato di Konferensi Keamanan Muenchen ke-51 di Hotel Bayerischer Hof, Muenchen, Jerman (REUTERS/Michael Dalder )
Donetsk, Ukraina (ANTARA News) - Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan gempuran yang terus berlangsung terhadap warga sipil di bagian timur Ukraina oleh pemberontak pro-Rusia sudah mempengaruhi rencana perdamaian yang dicapai di Minsk pada Kamis.
Sedikitnya 27 warga sipil dan tentara diberitakan tewas dalam pertempuran paling akhir itu.
"Sayang sekali setelah perjanjian Minsk, ofensif Rusia meningkat. Kami berfikir bahwa perjanjian tersebut dalam bahaya besar," kata Poroshenko dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban seperti dikutip AFP.
"Setelah apa yang kami rampungkan di Minsk, ini bukan hanya serangan-serangan terhadap warga sipil tetapi juga terhadap perjanjian Minsk," tambahnya. Ia merujuk kepada gempuran terhadap kota Artemivsk --yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak berusia tujuh tahun.
Gencatan senjata itu, yang akan berlaku sejak Minggu tengah malam (22.00 GMT Sabtu) akan menjadi ujian pertama terhadap komitmen Kiev dan para pemberontak pro-Rusia atas rencana perdamaian yang baru ditandatangani.
Sementara itu, Amerika Serikat meyakini Rusia terus memasok senjata berat menjelang gencatan senjata.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan AS telah menerima laporan-laporan mengenai senjata berat yang dipindahkan ke bagian timur Ukraina dari Rusia selama beberapa hari lalu, dan sedang dalam perjalanan.
"Ini jelas bukan dalam semangat perjanjian yang dibuat pekan ini," kata Psaki kepada wartawan.
Ia mengatakan militer Rusia telah mengerahkan sejumlah besar sistem peluncur roket ganda dan artileri dan menggunakannya untuk menggempur posisi-posisi Ukraina.
(Uu.SYS/A/M016/A/C003)
Sedikitnya 27 warga sipil dan tentara diberitakan tewas dalam pertempuran paling akhir itu.
"Sayang sekali setelah perjanjian Minsk, ofensif Rusia meningkat. Kami berfikir bahwa perjanjian tersebut dalam bahaya besar," kata Poroshenko dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban seperti dikutip AFP.
"Setelah apa yang kami rampungkan di Minsk, ini bukan hanya serangan-serangan terhadap warga sipil tetapi juga terhadap perjanjian Minsk," tambahnya. Ia merujuk kepada gempuran terhadap kota Artemivsk --yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak berusia tujuh tahun.
Gencatan senjata itu, yang akan berlaku sejak Minggu tengah malam (22.00 GMT Sabtu) akan menjadi ujian pertama terhadap komitmen Kiev dan para pemberontak pro-Rusia atas rencana perdamaian yang baru ditandatangani.
Sementara itu, Amerika Serikat meyakini Rusia terus memasok senjata berat menjelang gencatan senjata.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan AS telah menerima laporan-laporan mengenai senjata berat yang dipindahkan ke bagian timur Ukraina dari Rusia selama beberapa hari lalu, dan sedang dalam perjalanan.
"Ini jelas bukan dalam semangat perjanjian yang dibuat pekan ini," kata Psaki kepada wartawan.
Ia mengatakan militer Rusia telah mengerahkan sejumlah besar sistem peluncur roket ganda dan artileri dan menggunakannya untuk menggempur posisi-posisi Ukraina.
(Uu.SYS/A/M016/A/C003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Tags: