Presiden rancang pembelian gabah langsung ke petani
14 Februari 2015 01:21 WIB
Petani menanam bibit padi di Desa Kertagena Daja, Kadur, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (21/12). Dalam beberapa pekan terakhir, pupuk subsidi jenis urea langka kalaupun ada harganya mencapai Rp2.600 per kilo atau jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah, sebesar Rp1.200 per kilo. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah sedang merancang sistem pembelian gabah langsung dari petani dengan harga yang didongkrak lebih tinggi.
"Ke depan kita rancang pembelian harga gabah langsung dari petani yang kita naikkan," kata Jokowi di Solo, Jumat malam, dalam Munas II Partai Hanura.
Ia mengatakan, kebijakan itu perlu diberlakukan mengingat dari hasil penelusuran di lapangan menunjukkan distribusi pupuk bersubsidi tidak tepat sasaran.
Menurut dia, dari hasil penelusuran, pupuk bersubsidi justru sebagian besar tidak sampai ke tangan petani.
"Dari penelusuran kita, pupuk itu larinya tidak ke petani. Bener kan, ya bener, saya juga tahu," katanya.
Oleh karena itu, ia menambahkan, dana pengalihan subsidi BBM ke depan akan diarahkan untuk lebih mendukung kesejahteraan petani bukan hanya untuk membantu penyediaan fasilitas bibit, pupuk, hingga traktor.
"Kita juga akan bangun infrastruktur, 49 waduk kita akan bangun, tahun ini 13 waduk kita bangun," katanya.
Hal itu, kata dia, dilakukan karena pemerintah ingin ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan swasembada pangan benar-benar bisa diwujudkan.
"Irigasi rusak, saya lihat 20-30 tahun tidak pernah diperbaiki, irigasi kita rusak semuanya. Kita kejar Mentan untuk mengerjakan irigasi," katanya.
Sementara untuk nelayan, Jokowi menambahkan dana pengalihan subsidi BBM juga digunakan untuk membantu pembelian mesin kapal, cold storage, dan berbagai fasilitas lain untuk nelayan.
"Kesempatan kita untuk cari ikan di laut karena sudah banyak kapal yang ditenggelamkan Bu Susi (Menteri KKP), saya dapat laporan 11 kapal sudah ditenggelamkan," katanya.
"Ke depan kita rancang pembelian harga gabah langsung dari petani yang kita naikkan," kata Jokowi di Solo, Jumat malam, dalam Munas II Partai Hanura.
Ia mengatakan, kebijakan itu perlu diberlakukan mengingat dari hasil penelusuran di lapangan menunjukkan distribusi pupuk bersubsidi tidak tepat sasaran.
Menurut dia, dari hasil penelusuran, pupuk bersubsidi justru sebagian besar tidak sampai ke tangan petani.
"Dari penelusuran kita, pupuk itu larinya tidak ke petani. Bener kan, ya bener, saya juga tahu," katanya.
Oleh karena itu, ia menambahkan, dana pengalihan subsidi BBM ke depan akan diarahkan untuk lebih mendukung kesejahteraan petani bukan hanya untuk membantu penyediaan fasilitas bibit, pupuk, hingga traktor.
"Kita juga akan bangun infrastruktur, 49 waduk kita akan bangun, tahun ini 13 waduk kita bangun," katanya.
Hal itu, kata dia, dilakukan karena pemerintah ingin ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan swasembada pangan benar-benar bisa diwujudkan.
"Irigasi rusak, saya lihat 20-30 tahun tidak pernah diperbaiki, irigasi kita rusak semuanya. Kita kejar Mentan untuk mengerjakan irigasi," katanya.
Sementara untuk nelayan, Jokowi menambahkan dana pengalihan subsidi BBM juga digunakan untuk membantu pembelian mesin kapal, cold storage, dan berbagai fasilitas lain untuk nelayan.
"Kesempatan kita untuk cari ikan di laut karena sudah banyak kapal yang ditenggelamkan Bu Susi (Menteri KKP), saya dapat laporan 11 kapal sudah ditenggelamkan," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: