Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dalam jangka menengah dan panjang, masih memfokuskan kerjasama nuklir dengan sejumlah negara untuk tujuan damai, sekaligus meningkatkan pemberdayaan industri pertahanan nasional, kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono, menegaskan. "Kita belum akan bangun kerjasama nuklir untuk pertahanan, tetapi masih fokus untuk tujuan damai sesuai kesepakatan yang telah ditandatangani," ujarnya seusai membuka Fokum Komunikasi Pendidikan Departemen Pertahanan (Dephan) di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, pihaknya tengah menyusun matriks kerjasama strategis di bidang militer yang mungkin dilakukan antara Indonesia dengan sejumlah negara sesuai kemampuan dan keunggulan yang dimiliki negara tujuan, serta kebutuhan pertahanan nasional. Semisal, untuk kerjasama militer dengan India, "Kita baru batasi pada bidang komunikasi. Sedangkan, negara lain, A, B, C, kita akan kerjasama militer di bidang lainnya," ujar Juwono. Ia mengatakan bahwa dalam jangka waktu sepuluh hingga 15 tahun mendatang, RI akan memfokukan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri berbasis teknologi madya. "Kita belum akan bangun industri pertahanan nasional yang menghasilkan persenjataan pemukul berteknologi tinggi yang dalam periode sepuluh hingga 15 tahun ke depan masih harus diimpor," ujarnya. Selama 2006, Pemerintah RI telah menandatangani kerjasama nuklir untuk tujuan damai dengan empat negara yakni Iran, Australia, Rusia dan Korea Selatan. (*)