Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, mengharapkan investasi perusahaan-perusahaan asal Jepang ke Indonesia bukan hanya mampu meningkatkan sektor industri dalam negeri, akan tetapi juga bisa membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar lebih berkualitas.

"Saya mengharapkan adanya investasi dari Jepang, bukan hanya untuk memperkerjakan manusianya, akan tetapi melalui investasi di sektor industri tersebut ada pembangunan SDM Indonesia," kata Rachmat, saat menyampaikan sambutannya pada Seminar Kewirausahaan "Epson & Monozukuri" di Cikarang, Rabu.

Rachmat mengatakan, dirinya mendorong investasi dari perusahaan Jepang seperti Epson tersebut bukan hanya untuk meningkatkan target ekspor sebesar 300 persen dalam waktu lima tahun saja, akan tetapi juga untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar mampu bersaing dengan dunia internasional.

"Ini juga untuk meningkatkan kualitas SDM yang ebih baik, agar dalam memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti, Indonesia mampu bersaing dengan SDM yang berkualitas," ujar Rachmat.

Monzukuri, dalam bahasa Jepang berasal dari kata Mono yang berarti produk atau barang, dan Zukuri yang berarti proses pembuatan, penciptaan, atau produksi. Namun, konsep tersebut mengandung makna yang jauh lebih luas daripada artinya secara harafiah.

Monozukuri dapat diartikan sebagai, memiliki spirit mencipta dan memproduksi produk-produk unggul serta kemampuan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksinya, dimana di Jepang sendiri berhasil menjadi penggerak ekonomi sektor riil dan sekaligus cikal bakal kemajuan teknologi.

Dari Januari-September 2014, total investasi perusahaan-perusahaan asal Jepang di Indonesia mencapai 2,0 miliar dolar Amerika serikat, yang masih berada pada posisi kedua di bawah Singapura yang melakukan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 4,9 miliar dolar AS.

Untuk industri otomotif sendiri, atau yang masuk dalam industri alat angkutan dan transportasi lainnya, PMA Jepang mencapai 880,6 juta dolar AS, dengan jumlah proyek sebanyak 142 proyek.

Sementara di posisi kedua, investasi terbesar adalah untuk sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronika mencapai 384,5 juta dolar AS dengan 140 proyek, disusul industri makanan dengan 24 proyek atau senilai 135,3 juta dolar AS.