Medan (ANTARA News) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia atau Gapkindo memperkirakan harga karet masih sulit bergerak naik atau akan terus tertekan akibat harga minyak mentah dunia yang diduga masih rendah.
"Gapkindo menilai harga karet sulit bangkit dalam waktu dekat karena harga minyak mentah yang rendah itu juga diperkirakan tetap bertahan," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah di Medan, Selasa.
Harga karet dewasa ini tetap di bawah 2 dolar AS per kg di tengah harga minyak mentah yang juga yang masih 40 hingga 50 dolar AS per barel.
Menurut dia, seyogianya atau idealnya harga karet saat ini adalah 2 - 2,5 dolar AS per kg karena harga dasar produksi di perusahaan perkebunan karet sudah melampaui 1,4 dolar AS per kg.
"Harga yang masih di kisaran di bawah 2 dolar AS tentunya telah membuat perusahaan perkebunan terancam bangkrut," katanya.
Dia menjelaskan, karet merupakan salah satu komoditas yang memiliki keterkaitan terhadap minyak mentah karena minyak mentah merupakan komoditas yang bisa digunakan untuk memproduksi karet sintetis.
Prakiraan bahwa penurunan harga minyak dunia bersifat sementara dan segera mudah diatasi para produsen minyak besar, terutama Arab Saudi, nyatanya tidak benar.
Penurunan harga minyak mentah itu nyatanya bersifat fundamental dan struktural yang disebabkan antara lain tingginya pasokan "shale oil" di Amerika Serikat.
"Banyaknya cadangan minyak AS itu membuat harga karet masih terus tertekan sehingga keseimbangan antara pasokan dan permintaan komoditas itu harus semakin dijaga," katanya.
Gapkindo: harga karet masih sulit naik
11 Februari 2015 03:22 WIB
Ilustrasi-Hasil panen karet (ANTARA FOTO/Lucky R)
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: