Dubes Ri Jong Ryul: Korut belum terima undangan KAA
10 Februari 2015 19:23 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tertawa saat menghadiri sidang pertama pimpinan Tentara Rakyat Korea (KPA) di Pyongyang, Selasa (15/4), dalam foto yang dirilis Lembaga Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada Minggu (20/4).(REUTERS/KCNA)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia belum menyampaikan undangan resmi kepada pemerintah Korea Utara untuk menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), kata Duta Besar Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea/DPRK) Ri Jong Ryul.
"Kami belum menerima undangan resmi untuk menghadiri KAA di Jakarta dan Bandung," kata Jong Ryul di Kedutaan Besar DPRK di Jakarta, Selasa.
Namun pihaknya memaklumi hal ini karena banyak negara yang akan berpartisipasi dalam acara tersebut. "Banyak negara yang akan diundang dan itu membutuhkan diskusi yang tidak sebentar," ujar dia.
Ri Jong Ryul menambahkan Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat DPRK Kim Yong Nam akan datang ke peringatan KAA yang akan dihelat pada 19-24 April di Jakarta dan Bandung, bukan pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
"Rencananya Kim Yong Nam yang mewakili DPRK dalam peringatan KAA. Tetapi belum bisa dipastikan karena undangan belum ada. Presiden Kim Jong Un tidak akan datang ke Indonesia," kata dia.
Dia menyampaikan hal ini karena sebelumnya kantor berita Korea Selatan Yonhap memberitakan Kim Jong Un akan mengunjungi Indonesia untuk menghadiri KAA dan kabar ini sempat menjadi perbicangan di Tanah Air.
Sementara menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, pada Januari 2014 Duta Besar Indonesia untuk DPRK Bambang Hiendrasto telah menginformasikan kepada Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat DPRK Kim Yong Nam bahwa Indonesia akan menyelenggarakan acara Peringatan 60 Tahun KAA.
Kemlu melanjutkan, Dubes Bambang telah menjanjikan undangan resmi dari Presiden RI kepada Kim Yong Nam akan disampaikan kemudian.
KAA sendiri akan dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta, pada 19-23 April dan Bandung pada 24 April. KAA akan meliputi "Asia Afrika Bussinnes Summit" dan "Asia Africa Carnival".
Tema yang dibawa Indonesia dalam acara yang akan dihadiri 109 pemimpin negara dan 25 organisasi internasional tersebut adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan Selatan, kesejahteraan serta perdamaian.
Undangan resmi sudah disampaikan Indonesia ke beberapa negara seperti Tiongkok dan Mesir.
"Kami belum menerima undangan resmi untuk menghadiri KAA di Jakarta dan Bandung," kata Jong Ryul di Kedutaan Besar DPRK di Jakarta, Selasa.
Namun pihaknya memaklumi hal ini karena banyak negara yang akan berpartisipasi dalam acara tersebut. "Banyak negara yang akan diundang dan itu membutuhkan diskusi yang tidak sebentar," ujar dia.
Ri Jong Ryul menambahkan Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat DPRK Kim Yong Nam akan datang ke peringatan KAA yang akan dihelat pada 19-24 April di Jakarta dan Bandung, bukan pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
"Rencananya Kim Yong Nam yang mewakili DPRK dalam peringatan KAA. Tetapi belum bisa dipastikan karena undangan belum ada. Presiden Kim Jong Un tidak akan datang ke Indonesia," kata dia.
Dia menyampaikan hal ini karena sebelumnya kantor berita Korea Selatan Yonhap memberitakan Kim Jong Un akan mengunjungi Indonesia untuk menghadiri KAA dan kabar ini sempat menjadi perbicangan di Tanah Air.
Sementara menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, pada Januari 2014 Duta Besar Indonesia untuk DPRK Bambang Hiendrasto telah menginformasikan kepada Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat DPRK Kim Yong Nam bahwa Indonesia akan menyelenggarakan acara Peringatan 60 Tahun KAA.
Kemlu melanjutkan, Dubes Bambang telah menjanjikan undangan resmi dari Presiden RI kepada Kim Yong Nam akan disampaikan kemudian.
KAA sendiri akan dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta, pada 19-23 April dan Bandung pada 24 April. KAA akan meliputi "Asia Afrika Bussinnes Summit" dan "Asia Africa Carnival".
Tema yang dibawa Indonesia dalam acara yang akan dihadiri 109 pemimpin negara dan 25 organisasi internasional tersebut adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan Selatan, kesejahteraan serta perdamaian.
Undangan resmi sudah disampaikan Indonesia ke beberapa negara seperti Tiongkok dan Mesir.
Pewarta: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: