Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengungkapkan ada 229 warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri terancam hukuman mati.

"Berdasarkan data 229 WNI terancam hukuman mati. Paling banyak di Malaysia, kedua di (Arab) Saudi," kata Retno usai menghadiri Rapat Koordinasi antara Presiden Joko Widodo dan beberapa menterinya di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.

Retno mengungkapkan bahwa 229 WNI yang terancam hukuman mati paling banyak didominasi kasus narkoba dan pembunuhan.

Menlu mengungkapkan bahwa dalam rapat Presiden Joko Widodo memberikan arahan adanya komitmen kehadiran negara.

"Komitmen kita bahwa negara hadir dalam bentuk pendampingan hukum dan kekonsuleran, termasuk pada yang terancam hukuman mati," katanya.

Menurut Retno, kehadiran negara itu dalam bentuk bantuan hukum (lawyer), menghadirkan keluarga untuk bertemu WNI yang menghadapi masalah hukum, upaya diplomasi dengan melibatkan tokoh setempat untuk memperkenalkan dewan pemaaafan setempat.

"Jadi intinya komitmen kita adalah negara hadir dalam bentuk pendampingan hukum dan bantuan kepada para WNI, termasuk terancam hukuman mati," kata Retno.

Retno juga mengungkapkan bahwa ada 4,3 juta WNI yang berada di luar negeri, yang 90 persen lebih merupakan pekerja dan perempuan paling banyak jumlahnya.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan terhadap WNI yang terancam hukuman mati melalui kedutaan Indonesia.

"Kita akan memberikan bantuan sepenuhnya (soal) pengacara, diplomasi di negara-negara, di mana WN kita itu diancam hukuman mati," kata dia.