Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore bergerak menguat sebesar 20 poin menjadi Rp12.632 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.652 per dolar AS.

"Rupiah bergerak stabil di tengah sentimen yang bervariasi di pasar keuangan," ujar Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, data Bank Indonesia mengenai cadangan devisa Indonesia yang meningkat menjadi 114,25 miliar dolar AS per akhir Januari 2015 dibandingkan akhir Desember 2014 sebesar 111,86 miliar dolar AS menjadi salah satu penopang mata uang rupiah.

Selain itu, lanjut dia, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2014 sebesar 5,02 persen. Angka itu mengalami kenaikan tipis dari posisi kuartal III-2014 yang berada di level 4,92 persen.

"Namun, sentimen domestik itu diperkirakan hanya bersifat jangka pendek, apalagi di sisi lain masih ada sentimen eksternal yang membayangi," katanya.

Ia mengemukakan bahwa sentimen eksternal terkait Yunani yang diekspektasikan bisa keluar dari negara-negara dalam kawasan Euro akan membawa efek negatif bagi negara lainnya seperti Italia dan Spanyol yang juga memiliki utang cukup tinggi.

Di sisi lain, lanjut dia, program pelonggaran keuangan oleh bank sentral Eropa (ECB) membuat mata uang euro mengalami tekanan sehingga dolar AS cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk rupiah.

"Saat ini, investor di pasar keuangan cenderung memilih mata uang dolar AS sebagai safe haven," kata Reny Eka Putri.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (10/2) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.644 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (9/2) di posisi Rp12.679 per dolar AS.