Buku "Saatnya Aku Belajar Pacaran" tidak ilmiah
10 Februari 2015 16:05 WIB
Dokumentasi Ketua KPAI, Asrorun Sholeh (tengah), menjawab pertanyaan wartawan ketika melaporkan penulis buku Toge Aprilianto ke Bareskrim Mabes Kepolisian Indonesia, Jakarta, Kamis (5/2/). Aprilianto dilaporkan karena menulis buku berjudul "Saatnya Aku Belajar Pacaran" yang bertentangan norma kesusilaan, agama dan hukum. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Advianti, mengatakan, buku karya Toge Aprilianto berjudul Saatnya Aku Belajar Pacaran, ilmiah kendati buku berbicara masalah motivasi populer serta penulisnya ahli psikologi.
"Buku itu tidak ilmiah karena tidak mencantumkan referensi," kata dia, di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan buku kontroversial itu hanya berisi tentang cara-cara bagi pembaca dalam menjalani hubungan dengan lawan jenis.
"Toge memang ahli psikologi. Dia memasukkan psikologi bahasa gaul di bukunya. Di dalam buku itu dituliskan aplikasi bagaimana anak agar tidak minder berikut cara-cara berpacaran sampai ML (making love/berhubungan seksual) di luar nikah," kata dia.
Lebih lanjut, buku itu dikatakannya sebagai buku motivasi meskipun isi buku justru mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai norma dan nilai di masyarakat.
"Isi buku berisi tentang menjaga harapan, cara menyampaikan perasaan, mengenalkan pacar kepada orang tua. Akan tetapi, dampak negatif di dalamnya seperti disamarkan seperti ML itu," katanya.
Walau berbasis fakta, namun KPAI telah menelaah dan menyimpulkan buku itu justru menghasud ke arah penurunan moral.
"Dia tidak mengkonter fakta tapi memberi solusi sama-sama menang. Itu yang kami anggap sebagai hasutan di tengah gencarnya kita dalam membangun generasi bermoral. Tapi malah ada buku itu yang menyasar pembaca anak-anak," kata dia.
"Buku itu tidak ilmiah karena tidak mencantumkan referensi," kata dia, di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan buku kontroversial itu hanya berisi tentang cara-cara bagi pembaca dalam menjalani hubungan dengan lawan jenis.
"Toge memang ahli psikologi. Dia memasukkan psikologi bahasa gaul di bukunya. Di dalam buku itu dituliskan aplikasi bagaimana anak agar tidak minder berikut cara-cara berpacaran sampai ML (making love/berhubungan seksual) di luar nikah," kata dia.
Lebih lanjut, buku itu dikatakannya sebagai buku motivasi meskipun isi buku justru mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai norma dan nilai di masyarakat.
"Isi buku berisi tentang menjaga harapan, cara menyampaikan perasaan, mengenalkan pacar kepada orang tua. Akan tetapi, dampak negatif di dalamnya seperti disamarkan seperti ML itu," katanya.
Walau berbasis fakta, namun KPAI telah menelaah dan menyimpulkan buku itu justru menghasud ke arah penurunan moral.
"Dia tidak mengkonter fakta tapi memberi solusi sama-sama menang. Itu yang kami anggap sebagai hasutan di tengah gencarnya kita dalam membangun generasi bermoral. Tapi malah ada buku itu yang menyasar pembaca anak-anak," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: