Batam (ANTARA News) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan, masyarakat internasional yang menjelajah dunia maya mencari destinasi wisata Indonesia lewat mesin pencari seperti Google tergolong masih sedikit.

"Di kawasan Asia-Pasifik, ada sekitar 300 juta orang mencari destinasi wisata melalui internet. Namun hanya sekitar 80 ribu yang mencari destinasi wisata Indonesia," kata Menpar Arief Yahya dalam kunjungannya ke Batam, Minggu.

Angka itu bahkan kurang dari satu persen dari total penjelajah dunia maya yang mencari destinasi wisata.

"Lebih banyak yang mencari (destinasi) Malaysia," kata Arief yang beberapa waktu lalu bertemu dengan perwakilan Google.

Oleh karena itu, media digital menjadi tumpuan Kemenpar untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, yaitu lewat konsep e-Tourism.

E-tourism menjadi konsep baru yang terus didengungkan sebagai salah satu wujud dari digitalisasi promosi pemasaran dan pengembangan pariwisata agar berkinerja dua kali lipat hingga mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019.

Kampanye dan program serba digital itu menjadi andalan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk menyiasati anggaran promosi pariwisata Indonesia yang masih sangat rendah.

Arief mengatakan 60 persen dari jumlah total turis mancanegara mengunjungi Indonesia karena wisata budaya, sementara 30 persen lainnya karena tertarik dengan alam Indonesia.

Sementara Indonesia pada 2014 hanya mencatatkan angka kunjungan wisman sebesar 9.435.411 atau tumbuh 7,2 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat 8.802.129 wisman.

Dengan angka pertumbuhan tersebut, Arief mengatakan industri pariwisata Indonesia sudah "sustainable" atau terus tumbuh karena lebih tinggi dari angka rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,7 persen.

"Namun belum cukup kompetitif," kata Arief.

Sementara pemerintah menargetkan untuk menggaet 20 juta wisman pada 2019 nanti.

Untuk mewujudkan target wisman pada 2019, tidak cukup hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, namun pemeritah menyiapkan strategi yang harus dilakukan antara lain memperbaiki infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT (Information and Communication Technology), kebersihan dan higienitas serta mempermudah akses dan konektifitas ke daerah tujuan wisata, kata Arief.

Perbaikan infrastruktur diharapkan sekaligus akan mendongkrak daya saing pariwisata Indonsia di tataran global yang saat ini berada di ranking 70 ke ranking 30 dunia pada 2019 nanti.

(A059)