Bagdad (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 22 orang tewas akibat dua pengeboman di Bagdad timur, Sabtu, beberapa saat sebelum pencabutan jam malam, yang berlaku sejak lama, kata sumber kepolisian.

Selain itu, sedikit-dikitnya 50 orang terluka akibat peristiwa tersebut, kata pejabat pemerintah.

Duabelas orang tewas dalam serangan pertama, sesudah pengebom bunuh diri memicu ikat pinggang dengan peledak, yang digunakannya, dalam rumahmakan di lingkungan muslim Syiah di Bagdad Baru.

Sementara itu, dua bom meledak pada serangan kedua di daerah pasar Sharqa dan menewaskan 10 orang.

Kepolisian menyatakan 23 orang tewas dalam dua kejadian tersebut.

Juru bicara menteri dalam negeri Brigadir Jenderal Saad Man mengatakan dia tidak percaya serangan tersebut diakibatkan keputusan terkait dihentikannya aturan jam malam.

Pemerintah Irak pada Kamis menyatakan pemberlakuan jam malam di ibu kota Irak, yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir, akan berakhir Sabtu tengah malam, dan empat wilayah tetangganya akan di-"demilitersasi".

Keputusan itu dilakukan untuk menormalisasi kehidupan di Ibu Kota Irak yang hancur karena perang dan meyakinkan penduduk bahwa Baghdad tidak lagi menghadapi ancaman Negara Islam (IS), kelompok bersenjata yang menguasai daerah luas di utara dan barat Irak.

Beberapa bentuk jam malam dilaksanakan sejak serangan Amerika Serikat untuk menggulingkan Saddam Hussein pada 2003, mencegah pergerakan penduduk yang tidak diinginkan.

Waktu jam malam tersebut dimulai pada tengah malam hingga pukul lima pagi waktu setempat dan telah berlangsung selama lebih dari tujuh tahun, demikian Reuters.

(Uu.M054)